Kena PHK, Duka Orangtua yang Tak Mampu Sediakan Fasilitas Belajar Daring

- 23 Juli 2020, 18:30 WIB
Ilustrasi Miskin
Ilustrasi Miskin /

RINGTIMES BALI– Sejumblah orang tua siswa yang tidak mampu di Kabupaten Banyumas keberatan dengan pembelajaran jarak jauh, karena tidak mampu membeli Hanphone atau Kuota internet sebagai sara pemberlajaran daring.

Sebagian besar Keluarga yang tidak mampu untuk menyediakan fasilitas daring merupakan Keluarga yang terkena dampak dari pandemi corona dan keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH)

Salah satu warga yakni Lasmi (42) warga Langgongsari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas mengaku, tidak mampu membelikan HP android, bahkan membeli kuota interet saja keberatan.

Baca Juga: Akhirnya 11 Mantan Anggota DPRD Sumut Dijebloskan ke Penjara

"Anak saya Adnan, kelas enam di SD Negeri Langgosari, sekarang tidak bisa ikut grup belajar melalui HP.  Biasanya pakai HP saya tapi lagi rusak, kalau  untuk beli lagi tidak punya uang untuk makan saja susah," terangnya, Rabu, 22 Juli 2020.

Kebutuhan sehari hari sebelum adanya pandemi pun mengandalkan bantuan dari pemerinah. Namun semenjak ada pandemi ekonomi keluarga semakin merosot, pedapatannya turun drastis.

Bahkan hanya dia yang bekerja untuk menanggung beban keluarga. Sebab Suaminya dan anak laki laki pertamanya menganggur, keduanya sebagai sopir dan kenek truk terkena PHK, imbas dari corona.

Baca Juga: Kabar Gembira, Bali Buka Pariwisata Asing September Mendatang

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyar.com dengan judul Kena PHK, Orangtua Menjerit Sulit Sediakan Fasilitas Belajar Daring untuk Anak

Selian  Adnan, banyak rekannya  di SD Negeri Langgongsari yang bernasib sama, tidak bisa belajar secara virtual maupun tatap muka.

Ade siswa kelas 5  di seolah yang sama juga tidak bisa bergabung belajar melalui kelompok grup belajar daring di sekolahnya. Karena orang tuanya miksin dan tidak mampu membelikan HP android.

Baca Juga: Makan Malam Diatas Pukul 22.00, Bisa Sebabkan Obesitas dan Diabetes? #AndaHarusTau


Darti ibunya   tidak mampu menyediakan HP, dia  memilih anaknya untuk menunda sekolah sampai akhir tahun sampai kondisi normal. Menunggu  hingga  kegiatan belajar disekolah normal kembali, belajar secara tatap muka.

"Untuk makan sehari hari saja susah, selama ini kami tidak pernah memiliki  HP. Oleh karena sementara ini anak saya tidak sekolah dulu,  menunggu sekolah seperti biasa, seperti dulu," kata Darti.

Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padmaningsih di Semarang mengatakan, untuk pembelajaran jarak jauh  pemerintah akan menanggung biaya kuota internet. Hal tersebut  sudah diatur dalam Permendikbud No 19 Tahun 2020. Yakni diperbolehkan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun, untuk besarannya disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing.

Baca Juga: Saksi Kunci Pembunuhan Editor Metro TV Siap Buka Mulut

"Iya, memang diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk pembelian kuota internet untuk siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Tapi anggarannya disesuaikan dengan kemampuan sekolah. Di samping itu juga, ada peruntukan dana BOS yang lain sesuai aturannya," jelasnya.

Sejauh ini, belum ada sumber anggaran khusus yang lain untuk pembelian kuota internet sebagai sarana pembelajaran jarak jauh.

"Belum ada anggaran lain. Tapi masih kita musyawarahkan untuk mencari solusi-solusi," katanya.

Baca Juga: Bule Predator Anak Tewas Gantung Diri, Kasus Dihentikan Terungkap Ratusan Bocah jadi Korban

Terkait kendala yang dihadapi siswa yang berada di lokasi sulit akses internet atau tidak memiliki HP,   guru bisa mengunjungi siswa untuk memberikan pembelajaran.

"Atau bisa mengirim materi pelajaran ke siswa dan tugas, nanti dikirim ke gurunya jika sudah selesai. Memang ada daerah yang susah sinyal. Tapi kami berupaya proses pembelajaran tetap bisa dilakukan," ungkapnya.

Selain itu, saat ini sudah terbentuk Tim Persiapan Pembelajaran Sesuai Kebiasaan Baru. Tim tersebut nantinya menggodok konsep penerapan pembelajaran dalam kondisi New Normal.

Baca Juga: Dampak dari Covid-19 Premium dan Pertalite Akan Dihapus Peredarannya

"Senin depan kita akan rapat soal konsep tim ini. Kita berharap pembelajaran bisa dilakukan sesuai protokol kesehatan, yang konsep dan teknisnya masih kami godok," tandasnya.***( Eviyanti /Pikiran-rakyat.com)

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah