Kawah Upas Saksi Pertemuan Sarwo Edhi dan Ilham Aidit, Ucapan Selamat serta Pelukan Kejutkan Publik

2 Oktober 2020, 06:00 WIB
Pertemuan Jenderal Purn. Sarwo Edhie dengan Ilham Aidit, berlangsung di pengukuhan kader Wanadri. / /PIkiran Rakyat/

RINGTIMES BALI - Kisah Sarwo Edhie Wibowo pertama kali berjumpa dengan Ilham Aidit di Kawah Upas, Gunung Tangkubanparahu tahun 1981 cukup membuat publik terkejut.

Pasalnya Sarwo Edhi yang kala itu akan dilantik hanya memeluk Ilham Aidit yang notabene anak dari gembong PKI DN Aidit. Tak hanya pelukan ucapan selamat pun keluar dari mulut Ilham Aidit.

Untuk diketahui bersama, siapa yang tak kenal sosok Sarwo Edhie, yang merupakan tokoh penumpas Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Akun ShopeePay, Simak Caranya

Seperti dua sisi mata uang yang berbeda, kala itu seolah menghapuskan jejak masa lalu dimana yang satu adalah penumpas PKI sementara yang satunya anak PKI.

Sebagaimana dimuat dalam artikel di Pikiran-rakyat.com Pertemuan Sarwo Edhie dengan Anak DN Aidit, Kawah Upas Jadi Saksi, Ucapan Selamat Berakhir Pelukan

Seperti yang diketahui bersama dari awal mula Orde Baru, publik sudah mengetahui bahwa Gerakan 30 September 1965 adalah PKI, yang berupaya mengkudeta pemerintahan RI.

Baca Juga: Ini Sosok Sarwo Edhie Wibowo, Kakek AHY Pembasmi PKI

Meski sejak era reformasi berbagai versi berseberangan bermunculan, nama Sarwo Edhie tidak lepas dari penumpasan PKI di Indonesia.

Ia memiliki peran yang sangat besar dalam pengganyangan Pemberontakan Gerakan 30 September dalam posisinya sebagai panglima RPKAD (atau disebut Kopassus pada saat ini).

Sarwo Edhie, ayah dari Ani Yudhoyono itu, memeluk Ilham Aidit, dengan Kawah Upas, Gunung Tangkubanparahu, menjadi saksi bisunya.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 10 Ucapan Peringatan G30S PKI untuk Mengenang Jasa Pahlawan Revolusi

Kejadian itu dikisahkan berlangsung tahun 1981, ketika Ilham menjadi salah satu kader Wanadri, sebuah kelompok pencinta alam di Bandung, yang akan dilantik Jenderal Purn. Sarwo Edhie.

Dari 72 orang kader Wanadri, hanya Ilham yang dipeluk Sarwo. Hanya mereka berdua yang tahu apa makna pelukan itu.

Demikian nukilan tulisan jurnalis senior Bersihar Lubis, yang mendapatkan penuturan langsung dari Ilham, yang tertuang Harian Umum Pikiran Rakyat.

Baca Juga: 4 Fakta Tragedi G30S PKI, Penculikan Jenderal TNI di Balik Peristiwa Sejarah Kelam Indonesia

Sebagai pemimpin majalah berita MEDIUM, Besihar menerbitkan pertama kali kisahnya di sana pada 2006.

Selanjutnya, kisah ini juga tayang di Pikiran Rakyat tepat pada 30 September 2006, di Koran Tempo, dan ditulis ulang di media lain seperti medanbisnisdaily.com.

Saat Sarwo menyalami dan menepuk bahu Ilham serta melihat namanya di kemeja di bagian dadanya, sejenak kemudian Sarwo memeluk Ilham. 

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Harta nya 'Diobok-obok' usai Dicopot karena PKI? Tak Memiliki Utang

"Selamat, kamu telah berhasil menyelesaikan pendidikan," kata Sarwo.

Saat pemberontakan disusul pengganyangan PKI bergulir, Ilham baru berusia 5-6 tahunan.

Ketika dewasa, ia tahu siapa sosok Sarwo Edhie, yang kala itu ada di depannya.

Baca Juga: Fahri Hamzah Ungkap Fadli Zon Miliki Dokumen Sejarah PKI dan Komunis, Ini Penjelasannya

Selaku inspektur upacara, Sarwo Edhie hendak melantik mereka yang lulus sebagai anggota Wanadri

Sarwo tahu bahwa seorang di antaranya adalah Ilham Aidit, putra Dipa Nusantara (DN) Aidit, gembong PKI.

Tiga tahun kemudian, 1984, Ilham bertemu lagi dengan Sarwo EdhieWanadri kembali mendidik anggota baru. 

Baca Juga: Pemutaran Film G30S PKI Dilarang ? Ini Kata Mabes Polri

Kali ini Ilham sebagai komandan operasi dan Sarwo Edhie sebagai inspektur upacara. Upacara dimulai pukul 07.00 WIB. Tapi pukul 06.00 WIB Sarwo sudah datang. 

Sarwo memanggil Ilham dan mengajaknya berjalan ke balik sebuah tebing di Kawah Upas, Gunung Tangkuban Perahu. 

Ilham gugup dalam pertemuan 10 menit itu. Saat itu, Sarwo berkata bahwa dirinya hanya melaksanakan tugas dan kewajiban pada 1965 silam yang diyakininya benar. 

Baca Juga: Lagu Genjer-Genjer Kerap Dianggap Proganda PKI, Lekat dengan Banyuwangi Simak ini Alasannya

Tapi setelah peristiwa itu, kata Ilham, Sarwo sadar bahwa yang dilakukannya itu salah. Ilham terpana. Sarwo mengulurkan tangan, dan tangan Ilham gemetar. 

Mereka bersalaman, dan berpelukan seperti tiga tahun silam.

Ilham masih ingat betapa suara Sarwo bergetar. Setelah itu, barulah ia menyadari betapa kabut pagi Kawah Upas yang hening sangatlah dingin. 

Baca Juga: 3 Fakta Ketua Tokoh PKI D.N Aidit Dibongkar Sang Anak, Salah Satunya Pernah Curhat ke Gusdur

"Saya memahaminya. Dan saya bisa memaafkan. Itulah kejadian paling penting dalam hidup saya," kata Ilham. Sejak itu, Ilham makin sering bertemu dengan Sarwo Edhie. Selain sebagai anggota kehormatan Wanadri, Sarwo juga adalah narasumber dalam pelatihan untuk esprit the corps untuk kalangan Wanadri

"Saya makin mengerti beliau adalah seorang yang sangat setia kepada korps," kata Ilham.

Keakraban Sarwo Edhie dan Ilham berlanjut meski tidak bertemu lagi. Tampak pada saat sebelum pemilihan presiden putaran terakhir pada 2004 lalu.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo dan Din CS Minta Film G30SPKI Diputar Kembali, Fakta PKI Tidak Akan Pernah Mati

Ilham mengikuti silaturahmi yang digagas oleh dai kondang Aa Gym, dan bertemu dengan calon presiden Susilo "SBY" Bambang Yudhoyono, menantu Sarwo Edhie

Ilham datang bersama teman-temannya dari Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) yang terdiri dari anak-anak korban G-30-S, DI/TII, dan sebagainya. 

Dalam pertemuan di pesantren Aa Gym, Ilham membisiki SBY tentang pertemuannya dengan Sarwo pada 1981 dan 1984 silam. SBY memberi respons positif.

Baca Juga: Kemarin Trending, Ogah Disebut Cucu PKI, Arteria Dahlan Polisikan Hasril Caniago

Dengan tangannya yang besar, dia (SBY) memegang paha kiri saya dan dia bilang kita harus menyelesaikan masa lalu, namun dengan cara yang arif," kata Ilham.

Ketika itu, kata Ilham, SBY yang berbaju batik dan berpeci, diapit oleh Aa Gym yang bersorban, sementara Ilham yang mengenakan kemeja lengan panjang.***(Gita Pratiwi/Pikiran-rakyat.com)

 

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler