Din Syamsuddin: Kenapa Serang Pribadi Bukan Isi Masalah, Megawati Sebut KAMI Incar Posisi Presiden

30 Agustus 2020, 14:37 WIB
Din Syamsuddin. (Antara) / /

RINGTIMES BALI - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut bahwa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dihadiri banyak tokoh yang ingin jadi presiden.

Menurutnya para deklarator itu lebih dulu mencari partai ketimbang membuat gerakan.

Pasalnya, sistem di Indonesia mengharuskan calon kepala daerah apalagi presiden perlu memiliki dukungan parpol.

Baca Juga: Delapan Tuntutan KAMI, Aziz Syamsuddin: Wajar Negara Demokrasi

Terkait hal ini, Presidium dan deklarator KAMI, Din Syamsuddin menyayangkan kritikan yang keluar dari mulut Megawati itu.

Menurutnya, kritikan yang datang itu terkesan hanya menyerang pribadi dan bukan pada substansi masalah.

Din menjelaskan, KAMI mengajukan pikiran-pikiran kritis dan korektif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945.

Baca Juga: KAMI Bergerak, Solo Raya Bangkit Nyatakan Dukungan Kritik Pemerintahan Jokowi

"Kenapa mereka tidak mau menanggapi isi tapi berkelit menyerang pribadi dan mengalihkan opini?" kata Din.

Din lalu mempersilakan pihak yang menyerang KAMI untuk menjawab berbagai persoalan yang diajukannya.

Salah satu pertanyaanya terkait oligarki politik. Di mana tidak ada demokrasi sejati dalam partai politik karena keputusan partai ditentukan oleh segelintir bahkan satu orang.

Baca Juga: Bak,'Game PUBG', Gatot Nurmantyo 'Ditembak Peluru', Ahmad Yani: Norak dan Kekanakan

Hal itu yang mengakibatkan DPR dikendalikan oleh oligarki sehingga aspirasi rakyat terabaikan.

Sebagaimana dimuat dalam artikel di PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dengan judul "Megawati Sebut KAMI Incar Posisi Presiden, Din Syamsuddin: Kenapa Serang Pribadi Bukan Isi Masalah?" yang dikutip dari Warta Ekonomi, Minggu 30 Agustus 2020.

Pertanyaan lain yang diajukan KAMI yakni terkait budaya politik dinasti, yang menyiapkan anak-cucu menjadi penguasa dengan menghalangi orang-orang lain yang sebenarnya lebih berkualitas yang mengakibatkan demokrasi Indonesia terkikis.

"KAMI menanti tanggapan, bukan pengalihan," ujarnya.*** (Redaksi WE Online)

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler