Meskipun dapat beradaptasi, ditemukan juga bahwa perubahan pada plasenta ini menyebabkan gangguan fungsi plasenta dan berdampak buruk bagi perkembangan otak janin, yang termasuk di dalamnya perubahan temperamen anak.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa gangguan perkembangan plasenta ini, mempengaruhi kemampuan plasenta dalam mendukung kesehatan janin dalam kandungan.
Peneliti berharap faktor penyebab stres pada ibu hamil ini dapat dideteksi lebih awal, guna memperbaiki kesehatan kehamilan khususnya untuk menghindari kerusakan pada plasenta.
Limperopoulos mengatakan bahwa stres kehamilan yang bisa dideteksi dari awal, bisa ditangani dengan menggunakan metode pengobatan psikoterapi, dukungan sosial, dan pengobatan lainnya.***
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Dana Sunting Sebesar Rp34 Triliun, Sasar Ibu Hamil dan Bayi