Epilepsi, Gangguan Saraf Otak yang Disebabkan Faktor Genetik

- 17 Juni 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi epilepsi atau kejang-kejang.
Ilustrasi epilepsi atau kejang-kejang. /Pixabay/

RINGTIMES BALI - Epilepsi mungkin masih terasa asing bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kita akan mengulas lebih jauh mengenai apa itu epilepsi dan penyebabnya.

Dilansir dari mayoclinic berikut merupakan penjelasan tentang epilepsi secara lengkap.

Pengertian epilepsi

Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang atau perilaku yang tidak biasa, terkadang kehilangan kesadaran.

Baca Juga: 3 Tanda Penyakit Epilepsi di Usia 40 Tahun hingga Lansia, Salah Satunya Terlihat Bingung

Epilepsi bisa diderita oleh semua orang, baik pria dan wanita dari semua ras, latarbelakang etnis dan usia.

Penyakit epilepsi adalah penyakit gangguan saraf otak, sehingga penyakit ini tidak menular.

Penyebab Epilepsi

Epilepsi tidak mempunyai penyebab yang bisa diidentifikasi pada semua orang. Sebagian lainnya bisa diketahui penyebabnya dari berbagai faktor seperti

1. Pengaruh genetik

Beberapa jenis epilepsi yang dikategorikan berdasarkan jenis kejang yang Anda alami atau bagian otak yang terpengaruh, biasanya diturunkan dalam keluarga.

Baca Juga: 8 Manfaat Selai Kacang Untuk Kesehatan, Tingkatkan Aktivitas Otak Hingga Kurangi Stress

Dalam kasus ini, kemungkinan terdapat pengaruh genetik.

Para peneliti menghubungkan beberapa jenis epilepsi dengan gen tertentu, kebanyakan gen tersebut bagian dari penyebab epilepsi.

2. Trauma kepala

Trauma kepala karena kecelakaan mobil atau cedera traumatis lainnya bisa juga menyebabkan epilepsi.

3. Kelainan otak

Kelainan otak termasuk tumor atau malformasi vaskular seperti malformasi arteriovenosa dan malformasi kavernosa bisa menyebabkan epilepsi.

Baca Juga: 7 Makanan Perusak Otak, Gorengan, Daging Olahan, Hingga Junk Food

Stroke adalah penyebab utama epilepsi pada orang dewasa yang berusia dari 35 tahun.

4. Infeksi

Meningitis, HI, ensefalitis virus serta beberapa infeksi parasit bisa menyebabkan epilepsi.

5. Cedera sebelum lahir

Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi pada Ibu, gizi buruk atau kekurangan oksigen. 

6. Gangguan perkembangan

Terkadang epilepsi bisa dikaitkan dengan gangguan perkembangan seperti autisme.

Baca Juga: 7 Cara Menjaga Otak Tetap Awet Muda dan Tidak Mudah Pikun

Adapun penyebab epilepsi kambuh adalah penderita yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat atau telat mengkonsumsi obat. 

Gejala epilepsi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, sehingga kejang bisa mempengaruhi setiap proses koordinasi otak.

Tanda dan gejala kejang termasuk

  • Kebingungan sementara
  • Otot menjadi kaku
  • Menatap kosong
  • Gerakan menyentak tak terkendali dari lengan dan kaki
  • Kehilangan kesadaran
  • Gejala psikologis seperti kecemasan, ketakutan atau deja vu. 

Baca Juga: 5 Manfaat Tidur Siang, Meningkatkan Daya Ingat Otak Hingga Atasi Insomnia

Pengobatan

Pengobatan dengan obat atau pembedahan bisa mengontrol kejang untuk sebagian penderita epilepsi.

Namun, beberapa orang memerlukan perawatan seumur hidup untuk mengendalikan kejang.

Sedangkan epilepsi pada anak biasanya dapat diatasi oleh mereka seiring bertambahnya usia.

Akan tetapi, epilepsi tidak bisa sembuh secara total.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Mayoclinic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah