Dokter Sebut Tembakau Alternatif Berbeda Dengan Rokok Konvensional

17 April 2023, 10:39 WIB
tembakau alternatif berbeda dengan rokok konvensional /PIXABAY/sarahjohnson1

RINGTIMES BALI- Dokter spesialis paru dr. Yahya Sp.P, menerangkan bahwa produk tembakau alternatif, hanya menghasilkan uap air atau disebut juga aerosol, ini yang membuatnya berbeda dengan rokok konvensional.

Menurut Yahya, tembakau alternatif menerapkan sistem pemanas pada suhu yang cenderung lebih terkontrol. Sistem pemanas ini tidak berasal dari pembakaran sehingga tidak menimbulkan asap seperti yang ada pada rokok konvensional.

Sehingga, menurutnya, tembakau alternatif seperti tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin, memiliki risiko yang lebih rendah jika dibandingkan dengan rokok konvensional.

Baca Juga: Pengamat Gizi Sebut Ide Olahan Ikan Rempah untuk Sahur dan Buka Puasa

Maka dari itu, produk alternatif tembakau ini bisa dipakai oleh para perokok dewasa, sebagai pilihan alternatif guna beralih dari kebiasaan merokok mereka.

Yahya juga menyebutkan perbedaan tembakau alternatif dengan rokok konvensional. Menurut Yahya, tembakau alternatif ini hanya berisi uap air, berisi beberapa essens, tidak menyebabkan gigi kuning, dan tidak mempengaruhi orang disekitar menjadi perokok pasif.

Sedangkan kandungan pada rokok konvensional mengandung semacam TAR yang masuk melalui rongga mulut, kemudian menempel pada lapisan enamel atau lapisan terluar gigi, yang kemudian menyebabkan gigi perokok tersebut menjadi berwarna kekuning-kuningan.

Lebih lanjut dijelaskan Yahya bahwa walaupun nikotin bersifat adiktif atau ketergantungan, nyatanya nikotin bukan penyebab utama munculnya penyakit akibat kebiasaan merokok.

Baca Juga: Tips Cegah Infeksi Saluran Kemih, Dokter: Hindari Sering Menahan Kencing

Hal ini didukung oleh pernyataan dari pihak Cancer Research UK, organisasi asal Inggris yang meneliti terkait kanker. Menurut organisasi ini, yang menjadi penyebab kanker pada perokok adalah senyawa yang timbul akibat pembakaran rokok, yang disebut TAR.

TAR diketahui mengandung senyawa emfisema, karsinogenik, yang menjadi pemicu kanker paru. Selain itu, dari tujuh ribu bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, dua ribu diantaranya tergolong senyawa TAR.

Ahli Toksikolog dr. Shoim Hidayat, turut mengatakan bahwa selama ini nikotin dianggap sebagai sumber masalah kesehatan, padahal sesuai fakta yang telah dibuktikan bahwa senyawa TAR lah yang menjadi penyebab dan pemicu utama timbulnya masalah kesehatan.

“Jadi nikotin sama sekali bukan karsinogen, bahan-bahan karsinogen adanya dalam TAR,” ucap Shoim, dikutip dari Antara, Senin, 17 April 2023.

Shoim juga menyarankan agar, perokok dewasa untuk sementara beralih ke produk tembakau alternatif, jika memang masih sulit untuk berhenti merokok secara total.***

Baca Juga: Pentingnya Konsumsi Buah Saat Puasa Menurut Ahli Gizi

Editor: Dian Effendi

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler