Sejarah Penyakit Stroke, Simak Faktanya Berikut Ini

- 19 November 2020, 13:35 WIB
Sejarah Penyakit Stroke, Simak Faktanya Berikut Ini
Sejarah Penyakit Stroke, Simak Faktanya Berikut Ini /PIXABAY/

RINGTIMES BALI - Stroke bisa menjadi kejadian medis yang menghancurkan. Itu terjadi ketika aliran darah ke bagian otak Anda terganggu karena bekuan darah atau pembuluh darah rusak.

Sama seperti serangan jantung, kekurangan darah yang kaya oksigen dapat menyebabkan kematian jaringan. Ketika sel-sel otak mulai mati akibat berkurangnya aliran darah, gejala-gejala muncul di bagian tubuh yang dikendalikan oleh sel-sel otak tersebut.

Gejala-gejala ini dapat berupa kelemahan mendadak, kelumpuhan, dan mati rasa pada wajah atau anggota tubuh Anda. Akibatnya, orang yang mengalami stroke bisa jadi mengalami kesulitan berpikir, bergerak, bahkan bernapas.

Baca Juga: 9 Cara Meredakan refluks Asam Lambung Tanpa Obat

Baca Juga: Pemicu Penyakit Ginjal, Cermati 7 Kesalahan yang Sering Kita Lakukan Sehari-hari

Perlu diketahui, bahwa ada fakta mengejutkan mengenai sejarah perkembangan penyakit stroke ini. Berikut ini Ringtimesbali.com mengulas sejarah penyakit stroke yang dikutip dari laman Healtline.

1. Sejarah awal tentang stroke

Meskipun dokter sekarang mengetahui penyebab dan implikasi stroke, kondisi tersebut tidak selalu dipahami dengan baik. Hippocrates, “bapak kedokteran,” pertama kali mengenali stroke lebih dari 2.400 tahun yang lalu Dia menyebut kondisi apoplexy, yang merupakan istilah Yunani yang berarti "diserang oleh kekerasan".

Meskipun nama tersebut mendeskripsikan perubahan mendadak yang dapat terjadi akibat stroke, nama tersebut tidak selalu menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi di otak. 

Berabad-abad kemudian di tahun 1600-an, seorang dokter bernama Jacob Wepfer menemukan bahwa ada sesuatu yang mengganggu suplai darah di otak orang yang meninggal.

Dalam beberapa kasus ini, terjadi pendarahan hebat ke dalam otak yang berkaitan dengan arteri yang tersumbat. Pada dekade berikutnya, ilmu kedokteran terus membuat penelitian tentang penyebab, gejala, dan pengobatannya.

Baca Juga: Cara Mengobati Asam Lambung pada Bayi dan Ketahui Gejalanya

Salah satu hasil dari kemajuan ini adalah pembagian apoplexy ke dalam kategori berdasarkan penyebab kondisinya. Setelah itu, apoplexy dikenal dengan istilah stroke dan cerebralvascular accident (CVA). 

2. Stroke hari ini

Saat ini, para dokter mengetahui bahwa ada dua jenis stroke: iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik, yang lebih umum, terjadi ketika gumpalan darah bersarang di otak. Ini menghalangi aliran darah ke berbagai area otak.

Sementara stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak Anda pecah. Ini menyebabkan darah menumpuk. Tingkat keparahan stroke sering dikaitkan dengan lokasi di otak dan jumlah sel otak yang terkena.

Menurut National Stroke Association, stroke adalah penyebab kematian kelima di Amerika Serikat. Namun, diperkirakan 7 juta orang di Amerika selamat dari serangan stroke.

Berkat kemajuan dalam metode pengobatan, jutaan orang yang pernah mengalami stroke sekarang dapat hidup dengan komplikasi yang lebih sedikit.

Baca Juga: Cara Daftar BLT UMKM Rp2,4 Juta Mudah, Ikuti Kriteria Penerima Ini Agar Banpres Cepat Cair

1. Sejarah pengobatan stroke

Salah satu perawatan stroke paling awal yang diketahui terjadi pada tahun 1800-an, ketika ahli bedah mulai melakukan operasi pada arteri karotis.

Ahli bedah mulai mengoperasi arteri karotis untuk mengurangi penumpukan kolesterol dan menghilangkan penyumbatan yang kemudian dapat menyebabkan stroke.

Operasi arteri karotis pertama yang didokumentasikan di Amerika Serikat adalah pada tahun 1807. Dr. Amos Twitchell melakukan operasi di New Hampshire.Saat ini, prosedur ini dikenal sebagai endarterektomi karotis.

Meskipun operasi arteri karotis benar-benar membantu mencegah stroke, hanya ada sedikit perawatan yang tersedia untuk benar-benar mengobati stroke dan mengurangi efeknya.

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Sholat Tahajud Lengkap Dengan Zikir, Bahasa Arab dan Terjemahannya

Sebagian besar perawatan lebih difokuskan untuk membantu orang mengatasi kesulitan apa pun setelah stroke, seperti gangguan bicara, masalah makan, atau kelemahan yang berlangsung lama di satu sisi tubuh.

Tidak sampai tahun 1996 pengobatan yang lebih efektif diterapkan. Di tahun tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaan aktivator plasminogen jaringan (TPA), obat yang memecah gumpalan darah yang menyebabkan stroke iskemik.

TPA adalah metode pengobatan pilihan untuk stroke iskemik. Namun, kemajuan terbaru dalam mengobati jenis stroke ini adalah trombektomi mekanis. Prosedur ini secara fisik dapat menghilangkan gumpalan darah pada seseorang yang mengalami stroke iskemik.

Sejak diluncurkan pada tahun 2004, teknik ini telah merawat sekitar 10.000 orang. Namun, kekurangannya adalah banyak ahli bedah masih perlu dilatih dalam trombektomi mekanis dan rumah sakit perlu membeli peralatan yang harganya sangat mahal.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Healtline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah