RINGTIMES BALI - Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit paru-paru yang menular melalui udara yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit TBC ini termasuk dalam daftar penyakit berbahaya yang mematikan.
Secara umum, penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dada, batuk darah, batuk berulang dan terus menerus, keringat malam, demam, kehilangan selera makan, nyeri saat bernapas atau batuk, dan lainnya.
Baca Juga: 9 Makanan Ini Dapat Mengobati Penyakit Radang Paru-paru 2021
Infeksi menular ini juga dapat menyebar ke otak, tulang belakang, dan organ lainnya sehingga dapat menimbulkan beberapa komplikasi tuberkulosis.
Infeksi paru-paru ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan lain seperti:
- Meningitis
- Kerusakan paru-paru permanen
- Masalah tulang dan persendian
- Peradangan hati atau ginjal
- Masalah jantung
- Infeksi atau kerusakan tulang, sumsum tulang belakang, otak, atau kelenjar getah bening.
Baca Juga: Manfaat Temu Ireng untuk Mengobati Penyakit Paru-paru
1. Diagnosis tuberkulosis
Dalam mendiagnosis atau mendeteksi kondisi ini memerlukan beberapa tes untuk memastikan bahwa seseorang terserang penyakit TBC yaitu,
2. Tes kulit
Dalam tes ini, juga dikenal sebagai tes kulit tuberkulin Mantoux, melibatkan suntikan cairan ke kulit lengan bawah.
Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada pembengkakan setelah selang waktu dua hingga tiga hari.
Baca Juga: Waspadai, 6 Ciri-ciri Ini Bisa Menjadi Gejala Infeksi Ginjal
Hasil positif memastikan bahwa terinfeksi TBC. Namun, ini bukan tes yang sangat tepat karena ada kemungkinan positif palsu dan negatif palsu.
Hasil ini mungkin salah positif jika penderitanya telah divaksinasi dengan vaksin TBC yang dikenal sebagai Bacillus Calmette Guerin (BCG). Kemungkinan terjadinya positif palsu meningkat jika mengalami infeksi baru.
3. Tes darah
Dikenal sebagai interferon-gamma release assays (IGRA), tes ini memberi tahu dokter tentang respons tubuh ketika protein TBC dicampur dengan sedikit darah.
Baca Juga: 5 Manfaat Bersendawa untuk Kesehatan Tubuh
4. Tes lainnya
Untuk mengetahui jenis tuberkulosis baik aktif atau laten, dokter akan merekomendasikan rontgen dada, CT scan atau tes sputum.
5. Pengobatan tuberkulosis
Dokter akan memutuskan jalur pengobatan berdasarkan jenis tuberkulosis yang diderita. Obat-obatan perlu diminum selama enam sampai 12 bulan untuk kesembuhan total dan pencegahan kekambuhan.
Jika memiliki TBC laten, dokter akan meresepkan satu atau beberapa obat untuk membunuh bakteri yang mencegah infeksi dari menjadi aktif.
Baca Juga: Pahami Stadium Penyebaran Kanker dari Dua Tipe Kanker Paru-paru
Obat-obatan tersebut termasuk isoniazid, rifapentine, atau rifampisin. Obat tersebut perlu meminumnya hingga sembilan baik sendiri atau gabungan.
Penderita TBC laten harus minum obat sampai 9 bulan. Untuk TBC aktif, dokter mungkin meresepkan etambutol, isoniazid, pirazinamid, dan rifampisin yang perlu dikonsumsi selama 6 sampai 12 bulan.
Obat-obatan khusus ini dapat memengaruhi hati. Jadi, kemungkinan seseorang yang menderita TBC juga memerlukan perawatan untuk organ vital ini selama menjalani pengobatan TBC.
Baca Juga: Ciri-ciri Orang Mengidap Kanker Paru-paru, Begini Cara Pencegahannya
6. Diet sehat tuberkulosis
Orang yang kekurangan gizi lebih rentan terhadap infeksi TBC dan kekambuhannya. Kekurangan nutrisi yang tepat secara negatif menghabiskan efisiensi sel kekebalan untuk melindungi dari bakteri tuberkulosis yang tangguh.
Dengan demikian, penderita TBC perlu menjaga pola makan dengan vitamin, mineral, dan nutrisi lain untuk membantunya melawan kuman.
Dilansir dari laman The Health Site, inilah yang harus dimakan meliputi:
- Sayuran berdaun hijau untuk memasukkan zat besi dan vitamin B ke dalam makanan.
- Roti dan sereal gandum utuh.
- Banyak sekali antioksidan melalui buah-buahan dan sayuran seperti wortel, tomat ceri, dan lain sebagainya.
- Makanan kaya vitamin C.
Baca Juga: Harapan Hidup Penderita Kanker Paru-paru, Terutama Bagi Perokok Aktif
7. Pencegahan tuberkulosis
Meskipun hampir semua dari kita berpotensi terkena TBC seumur hidup kita. Namun, hanya beberapa orang yang tertular infeksi. Berikut cara untuk mencegahnya:
8. Vaksinasi
Semua bayi baru lahir dan bayi harus diberikan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk melindungi mereka dari TBC.
Pemberian vaksin memungkinkan anak untuk mengembangkan antibodi terhadap organisme penyebab (Mycobacterium tuberculosis) TBC.
Baca Juga: Waspadai 5 Gejala ini, Paru-paru Anda Mungkin Sedang Bermasalah
9. Kekebalan
Gaya hidup sehat dapat mencegah TBC. Cobalah mengonsumsi buah dan sayuran segar dalam makanan.
Makan-makanan lengkap yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Berhenti merokok dan minum alkohol, berolahraga secara teratur dan tetap bugar.
10. Kebersihan yang baik
Praktik higienis sederhana seperti menutup mulut saat batuk, tidak meludah di tempat umum yang harus diikuti.***