Kenali Gejala dan Penyebab Diabetes Insipidus Pada Anak, Demam Tinggi Salah Satunya

- 13 Desember 2020, 20:40 WIB
ilustrasi anak makan es krim.
ilustrasi anak makan es krim. /Ross Sokolovski/unsplash.com/@ross_sokolovski

RINGTIMES BALI - Diabetes insipidus adalah kondisi langka yang biasanya disebakan karena ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Hal ini dapat membuat seseorang merasa sangat haus dan mengeluarkan urine dalam jumlah banyak.

Tidak hanya orang dewasa yang terkena diabetes, pada anak-anak pun juga bisa terkena serangan diabetes. Salah satunya adalah diabetes insipidus pada anak. Penyebab diabetes insipidus pada anak-anak dapat diketahui dari gejala yang terlihat.

Organ vital ginjal berguna untuk membantu menyeimbangkan kadar cairan tubuh dengan membuang kelebihan cairan dari tubuh dan menyimpannya di kandung kemih sebagai urin.

Baca Juga: Baik Untuk Ginjal, Bayam Merah Juga Bisa Mengatasi Masalah Jantung, Diabetes, dan Kanker

Tubuh mengatur kadar cairan dengan memproduksi lebih sedikit urine ketika seseorang mengeluarkan cairan tubuh dalam bentuk keringat ataupun dengan memproduksi lebih banyak urine ketika terdapat kelebihan cairan di dalam tubuh.

Hipotalamus adalah bagian otak yang mengontrol rasa haus dan memberi sinyal pada tubuh saat membutuhkan air. Hal itu merangsang hormon antidiuretik (ADH), hormon yang membantu mengontrol seberapa cepat atau lambat cairan dikeluarkan.

ADH ini disimpan di kelenjar pituitari posterior. Ketika tubuh perlu menyimpan air, kelenjar pituitari akan melepaskan hormon ke aliran darah dan ketika tubuh perlu membuang kelebihan air, hormon dilepaskan dalam jumlah yang lebih kecil dan kondisi tersebut menimbulkan lebih sering buang air kecil.

Baca Juga: 10 Manfaat Gula Jawa yang Rendah Indeks Glikemik, Salah Satunya Mengobati Diabetes

Ketika terjadi defisiensi ADH atau ginjal tidak merespon ADH, terjadilah diabetes insipidus. Dalam kedua kasus tersebut, ginjal tidak dapat mengontrol urin, sejumlah besar urin dilepaskan yang menyebabkan diabetes insipidus.

Melansir dari laman Boldsky, berikut beberapa penyebab diabetes insipidus, kondisi kesehatan ini dapat disebabkan oleh kondisi lain yang meliputi:

  • Kerusakan otak
  • Tumor otak
  • Tuberkulosis
  • Kelenjar hipotalamus yang tidak menghasilkan ADH yang cukup
  • Kerusakan kelenjar pituitari atau hipotalamus selama pembedahan
  • Keturunan Sarkoidosis
  • Radang otak atau Meningitis
  • Penyumbatan di arteri yang menuju ke otak
  • Tumor di dekat atau di kelenjar pituitari

Perlu juga diketahui bahwa jenis diabetes insipidus pada anak yaitu terbagi dalam tiga macam diantaranya adalah diabetes insipidus sentral, nefrogenik, dan dipsogenik.

Baca Juga: 8 Manfaat Teh Melati, Dipercaya Bisa Sembuhkan Diabetes hingga Kanker

Diabetes insipidus sentral adalh kondisi ketika ADH yang cukup tidak diproduksi atau disekresikan. Seringkali, kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari.

Di samping itu, diabetes insipidus nefrogenik adalah kondisi yang terjadi ketika ginjal tidak merespons ADH secara normal karena interaksi dengan obat-obatan tertentu seperti litium atau gangguan kronis seperti penyakit ginjal atau hiperkalsemia.

Berbeda dengan kedua jenis diabetes insipidus di atas, diabetes insipidus dipsogenik merupakan kondisi diabetes yang terjadi bila terdapat masalah dengan rasa haus pada anak.

Gejala diabetes insipidus pada anak yang dapat diketahui diantaranya,

  • Merasa lebih haus dari biasanya
  • Dehidrasi
  • Penurunan berat badan
  • Buang air kecil lebih dari biasanya
  • Bayi dengan diabetes insipidus akan menunjukkan gejala seperti demam tinggi, mudah tersinggung, nafsu makan buruk dan gagal tumbuh.

Baca Juga: Resep Cengkeh untuk Mengontrol Gula Darah Bagi Penderita Diabetes

Terkadang, anak berisiko lebih tinggi mengalami diabetes insipidus ini apabila mengalami cedera kepala, tumor otak, operasi otak, atau penyakit ginjal.

Komplikasi Diabetes Insipidus Pada Anak

  • Kerusakan otak
  • Kegelisahan
  • Pertumbuhan yang buruk
  • Gangguan fungsi mental
  • Hiperaktif
  • Rentang perhatian yang pendek

Cara mendeteksi diabetes insipidus pada anak

Biasanya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan anak, riwayat kesehatan keluarga, serta gejalanya. Atas dasar itu akan dilakukan pemeriksaan fisik yang meliputi tes-tes seperti berikut ini.

Baca Juga: Risiko Diabetes terhadap COVID-19, Lakukan Tips Ini untuk Mencegahnya

Tes urin

Tes ini dilakukan dengan anak tidak akan minum cairan selama beberapa jam dan kemudian akan buang air kecil dua kali dalam 1 jam. Sampel urin kedua seringkali dapat mendiagnosis kondisi diabetes tersebut.

Tes darah

Tes darah ini dilakukan untuk mengukur kadar garam dalam darah.

Magnetic resonance imaging (MRI)

Tes ini dilakukan untuk memeriksa masalah pada kelenjar pituitari.

Tes kekurangan air

Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah dehidrasi terjadi saat anak tidak makan atau minum.

Baca Juga: 5 Tips Mencegah Lonjakan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes

Pengobatan Diabetes Insipidus Pada Anak

Pengobatan kondisi ini tergantung penyebabnya. Biasanya pengobatan dilakukan dengan memberikan obat antidiuretik, seperti desmopresin yang bisa diminum dalam bentuk pil, suntik atau semprotan hidung.

Selain itu, untuk meningkatkan produksi ADH, obat antiinflamasi non steroid (NSAIDS) seperti ibuprofen dan pil air direkomendasikan. Namun, apabila anak menderita diabetes insipidus nefrogenik, pilihan pengobatannya adalah obat antiradang dan diuretic.

Diabetes insipidus bisa bersifat sementara atau permanen tergantung dari penyebab penyakitnya. Dengan mengontrol kondisi secara rutin dapat membantu anak menjalani hidup normal dan sehat.

Anak-anak dengan diabetes insipidus nefrogenik juga dapat hidup sehat hanya jika perawatan medis yang tepat dimulai pada tahap awal.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Boldsky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah