Para ahli menegaskan bahwa dampak COVID-19 pada anak tidak boleh diminimalisir atau berdasarkan data saat anak-anak berlindung di rumah, tidak bersekolah.
Demam, batuk lebih sering terjadi pada anak penderita COVID-19 dibandingkan influenza.
Sebagai bagian dari penelitian, peneliti mengamati 315 pasien di rumah sakit yang didiagnosis dengan COVID-19 antara 25 Maret 2020 hingga 15 Mei 2020.
Baca Juga: Yuk, Cegah Diabetes pada Anak dengan Deteksi Dini Berikut Ini
Mereka membandingkan informasi tersebut dengan 1.402 anak yang didiagnosis pilek antara 1 Oktober 2019 dan 6 Juni 2020. Anak-anak yang asimtomatik tetapi positif COVID-19 tidak dimasukkan dalam kohort.
Dari kelompok COVID-19, 17,1 persen dirawat di rumah sakit, 5,7 persen dirawat di ICU, dan 3,2 persen menggunakan ventilator. Dari anak-anak yang terkena salesma, 21,2 persen dirawat di rumah sakit, 7 persen dirawat di ICU, dan 1,9 persen menggunakan ventilator.
Pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 memiliki usia rata-rata 9,7 tahun, sedangkan mereka yang terkena influenza memiliki usia rata-rata 4,2 tahun.
Baca Juga: Cara Alami Menurunkan Asam Urat yang Dianjurkan Dokter, Salah Satunya Minum Kopi! Patut Dicoba
Demam adalah gejala yang paling sering dilaporkan, diikuti oleh batuk. Lebih banyak anak dengan COVID-19 mengalami demam dan batuk dibandingkan dengan salesma.
Persentase yang lebih besar dari mereka dengan COVID-19 melaporkan gejala termasuk: