Kenali Rasa Trauma Akibat Jatuh Cinta, Waspadai Gejala Philophobia

25 Februari 2021, 09:16 WIB
Ilustrasi wanita yang sedang trauma akibat jatuh cinta. /RyanMcGuire/Pixabay

RINGTIMES BALI - Cinta bisa menjadi salah satu bagian dari kehidupan yang paling indah dan menakjubkan, terutama ketika sudah menemukan sosok yang tepat.

Namun, beberapa orang juga mengalami kekhawatiran akan cinta, mereka menganggap bahwa jatuh cinta adalah hal yang menakutkan.

Hal tersebut, bisa dikatakan sebagai Philophobia, yaitu ketakutan akan cinta atau ketakutan untuk menjadi terhubung secara emosional dengan orang lain.

Baca Juga: Ayus Minta Maaf Selingkuh dengan Nissa Sabyan, Keluarga Ririe: Kakak Saya Trauma dan Sakit Hati

Fobia ini juga memiliki banyak ciri yang sama dengan yang lainnya, terutama yang bersifat sosial. Ha itu dapat berdampak signifikan pada hidup Anda jika tidak dirawat.

Dilansir oleh ringtimesbali.com dari healthline, Philophobia memiliki beberapa gejala pada setiap orang yang mengalaminya.

1. Gejala Philophobia

Philophobia adalah ketakutan yang luar biasa dan tidak masuk akal akan jatuh cinta, lebih dari sekadar ketakutan biasa. Fobia ini begitu kuat sehingga dapat mengganggu pola hidup seseorang.

Baca Juga: Zodiak Ini Diramalkan Kesehatannya Memburuk, Bahkan Dihantui Trauma Mala Lalu

Gejala dapat berbeda dari orang ke orang. Mereka dapat mencakup reaksi emosional dan fisik bahkan ketika memikirkan tentang jatuh cinta sebagai berikut:

- Perasaan takut atau panik yang intens

- Berkeringat

- Detak jantung yang cepat

- Sulit bernafas

- Merasa mual.

Baca Juga: Saling Posesif Saat Pacaran, Agnez Mo Tak Sesali Masa Lalu dengan Deddy Corbuzier

Sebagian orang sadar, bahwa rasa takut itu tidak rasional tetapi masih merasa tidak mampu untuk mengendalikannya.

Philophobia bukanlah gangguan kecemasan sosial, meskipun orang dengan filofobia mungkin juga memiliki gangguan kecemasan sosial.

Gangguan kecemasan sosial menyebabkan ketakutan ekstrim dalam situasi sosial, tetapi berbeda dengan filofobia karena mencakup sejumlah konteks sosial.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Ketika Patah Hati, Semuanya Bikin Gagal Move On

Philophobia memiliki beberapa kesamaan dengan Disinhibited Social Engagement Disorder (DSED), gangguan keterikatan pada anak-anak di bawah 18 tahun. 

DSED mempersulit orang dengan gangguan tersebut untuk membentuk hubungan yang dalam dan bermakna dengan orang lain. Ini biasanya akibat dari trauma masa kecil.

2. Faktor resiko

Philophobia juga lebih umum terjadi pada seseorang yang memiliki trauma atau luka di masa lalu.

Baca Juga: Kenali 7 Tanda Bahwa Anda Sedang Depresi, Salah Satunya Susah Fokus

“Jika seseorang sangat terluka atau ditinggalkan saat masih kecil, mereka mungkin enggan menjadi dekat dengan seseorang yang mungkin melakukan hal yang sama," ujar Scott Doherty yang merupakan direktur eksekutif di Maryland House Detox, Delphi Behavioral Health Group.

"Reaksi ketakutan adalah menghindari hubungan dari rasa sakit. Semakin seseorang menghindari sumber ketakutan mereka, semakin besar ketakutan yang akan dialaminya," lanjutnya.

3. Diagnosa

Carilah bantuan psikologis jika rasa takut tersebut semakin membebani Anda, seorang dokter atau terapis akan mengevaluasi gejala serta riwayat medis, psikiatri, dan sosial Anda.

Baca Juga: 4 Dampak Stres Pada Tubuh, Salah Satunya Tumbuh Uban

Jika tidak diobati, filofobia dapat meningkatkan risiko komplikasi, termasuk:

- Isolasi dari lingkungan sosial

- Depresi dan gangguan kecemasan

- Penyalahgunaan narkoba dan alkohol

- Bunuh diri.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler