Kisah Pembunuhan Wanita Mongolia Altantuya Belum Terungkap, Diduga Seret Pejabat Tinggi di Malaysia

- 9 Februari 2021, 10:15 WIB
Pembunuhan wanita asal Mongolia, Altantuya di Malysia masih menjadi misteri.
Pembunuhan wanita asal Mongolia, Altantuya di Malysia masih menjadi misteri. /Instagram.com/@ trpmsia

RINGTIMES BALI - Kasus pembunuhan seorang wanita di Malaysia sempat menghebohkan publik. Altantuya Shaariibuu yang dibunuh secara keji dengan menggunakan senjata api dan jasadnya kemudian diledakkan.

Kasus ini termasuk sensitif di Malaysia karena diduga menyeret sejumlah pejabat di negeri Jiran. 

Altantuya adalah wanita Mongolia yang lahir pada tanggal 6 Mei 1978 dan memiliki orang tua bernama Sharibu Setev yang merupakan profesor teknologi.

Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Pembunuhan Bos Warung Barokah, Motifnya karena Utang

Ibunya bernama SH Altantsetseg hingga kini belum terungkap. Pasalnya banyak spekulasi yang beredar atas kasus ini.

Sebagai informasi, Altantuya dan saudaranya dibesarkan di St.Petersburg, Rusia ia fasih berbahasa Mongolia, Rusia, China, Inggris dan Perancis. Saat berusia 12 tahun ia tinggal di Mongolia dan menikah dengan seorang penyanyi tekno Mongolia Maadai.

Tahun 1996 ia melahirkan seorang anak dan berakhir dengan perceraian. Anaknya kemudian diasuh oleh orang tuanya.

Baca Juga: Pembunuhan Wanita Kembali Terjadi di Denpasar, Korban WNA Asal Slovakia

Setelah bercerai, Altantuya ke Perancis dan mengikuti sekolah modelling, tidak lama kemudian ia kembali ke Mongolia dan menikah di 2003 dan berakhir perceraian anaknya dari pernikahan kedua kemudian dititipkan dan diasuh oleh orang tuanya.

Pada tahun ini pula, Altantuya kemudian terjun dan aktif bekerja sebagai penerjemah dan kerap bepergian ke luar negeri, seperti China, Singapura dan Malaysia.

Berdasarkan catatan perjalanannya Altantuya pernah mengunjungi Malaysia dua kali yaitu tahun 1995 dan pada awal 2006. Ia juga pernah tinggal di Hongkong dan berbisnis.

Baca Juga: Pembunuhan Wanita Asal Subang di Denpasar Terindikasi Terlibat Prostitusi Online

Menurut ibunya Altantuya tidak pernah benar-benar menjadi model namun oleh media ternama di Hongkong sematan 'model' itu bermakna gadis panggilan dengan harga tinggi.

Tidak ada pemberitaan yang mendetail terkait bagaimana ia menjadi dekat dengan sejumlah pejabat di Malaysia. Hingga kemudian ia dibunuh di negeri jiran itu. Yang ada ia dikabarkan kenal dekat dengan kaki tangan atau penasehat dari pejabat tinggi tersebut.

Ia dikenal dekat dengan penasehat pejabat tinggi bernama Abdul Razak Baginda (ARB). Pada masa itu ARB adalah analis pertahanan yang sempat menjadi penasehat Menteri Pertahanan tahun 2000 - 2008, perkenalan ARB dan Altantuya terjadi di sebuah pameran berlian di Hongkong.

Baca Juga: Kontroversi Bella Thorne, Model Berbayar Rp28 Miliar yang Diamuk Bintang Porno

Kemudian terjalinlah hubungan terlarang antara Altantuya dan ARB lantaran ARB sudah memiliki istri dan anak di Malaysia.

Ada juga pemberitaan yang mengabarkan jika Altantuya memiliki anak dari hasil hubungannya itu. Sejak dekat dengan ARB, Altantuya kerap menemani sang kekasih pergi dalam rangka hubungan diplomatiknya ke negara lain.

Pada tahun 2002, Altantuya ditunjuk sebagai penterjemah oleh ARB dalam rangka pembelian 2 kapal selam di Prancis.

Baca Juga: Model Nina Agdal Unggah Pose 'Nakal' dengan Bikini Kecil di Pantai, Begini Penampakannya

Kemudian pada 2005 hubungan keduanya berakhir namun ARB dikabarkan masih memberikan uang jika Altantuya minta. Hingga pada awal Januari 2006 ARB enggan memberikan tuntutan kepada Altantuya.

Ia pun tidak terima dan akhirnya karena sudah mentok ia mendatangi ARB di Malaysia. Namun ia tidak sendiri melainkan bersama sepupunya Namiiraa Gerelmaa dan temannya bernama uurintuya Gal-Ochir.

Pada tanggal 8 Oktober 2006 ia tiba di Malaysia dan disana mereka menyewa sopir taksi yang dijadikan sebagai private investigator bernama Ang Chong Beng.

Baca Juga: Pembunuhan Wanita Asal Slovakia di Densel, Polisi 'Gercep' Tangkap Mantan Pacar Korban

Kemudian ia menyuruh sopir tersebut mencari alamatnya. Altantuya juga mengancam ARB jika tidak menuruti kemauannya ia akan berbuat jahat pada putrinya ARB.

ARB juga kemudian menyewa detektif pribadi bernama Balasubramaniam atau Bala. Tujuannya adalah menjaga gerak gerik Altantuya.

Ternyata Altantuya nekat menemui rumah ARB pada 17 Oktober 2006 dan membuat keributan di Malaysia. Ia pun dibawa ke kantor polisi.

Baca Juga: 5 Kasus Pembunuhan Wanita Tersadis di Pulau Bali

Setelah tenang ia pun meminta uang kepada ARB agar memberikan uang sebesar 500 ribu USD dan membelikan tiga tiket penerbangan ke Mongolia jika tidak mau diganggu.

Bala juga ada di kantor polisi dan akan menginfokan ke ARB dan akan menginfokan ke Ang jika ada jawaban dari ARB.

Mereka pun kembali ke penginapan. Setelah 2 hari dinanti tidak ada kunjung kabar baik dari ARB, paa 19 Oktober 2006 sekitar pukul 19.30 WIB.

Baca Juga: Pollycarpus Meninggal, Kasus Pembunuhan Munir Kembali ‘Tidak Jelas’

Altantuya dan temannya serta sepupunya lewat di depan rumah ARB dan dinfokan ke ARB. Ia kemudian kembali ke rumah ARB namun sendirian, ARB pun kemudian meminta Bala untuk mengulur waktu sambil menunggu anak buahnya yang lain datang.

Yang dipanggil ARB adalah Kepala Inspektur berinisial AH dan Kopral SA ke rumah ARB, keduanya kemudian membawa Altantuya. Setelah dibawa masuk mobil Altantuya menghilang.

Keesokan harinya saudara dan teman Altantuya menunggu mengapa sepupunya itu tidak kembali karena mereka diberi pesan oleh Altantuya jika tidak kembali mereka disuruh lapor polisi dan cari ARB.

Baca Juga: Terungkap, Kasus Tewasnya Demas Laira, TPF Sebut Pembunuhan Berencana

Keduanya akhirnya melaporkan hilangnya Altantuya ke kantor polisi dan mencari ke rumah ARB untuk membebaskan saudaranya namun sia-sia.

Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, sejumlah orang ditetapkan tersangka seperti Inspektur dan Kopral.

Dan sejumlah bukti-bukti mengarah kepada keduanya seperti CCTV dan barang-barang milik Altantuya.

Baca Juga: Polisi Temukan Jaket Merah dan Helm Ojol Sesuai Rekaman CCTV, Pembunuhan Gadis Subang Mulai Terkuak

Diketahui wanita ini dibunuh secara sadis oleh dua tersangka. Ia dibunuh ditembak dan diledakan diantara tanggal 19 Oktober 2006 pukul 21.00 atau 20 Oktober pukul 01.00 pagi di Mukim Bukit Raja, yang berdekatan dengan Shah Alam, Selangor.

Setelah 17 hari setelah pembunuhan pada tanggal 7 November 2006, ditemukan sisa jasad nya di lokasi tersebut.

Dari penyelidikan ini diduga Altantuya dibunuh dengan cara ditembak dua kali dan jasadnya diledakan.

Baca Juga: Diduga Lakukan 'Pembunuhan Tak Sengaja' , Polisi Geledah Rumah Dokter Pribadi Maradona

Setelah jasadnya diledakan tidak ada pengakuan lebih lanjut terkait pembunuhan itu. Atas pengakuan inspektur dan kopral itu, sementara ARB dan tiga anak buahnya tidak ada kelanjutannya bahkan anak buahnya yang polisi dilepaskan lantaran tidak cukup bukti.

Usai terjadinya pembunuhan ini, banyak spekulasi muncul terkait motif pembunuhan Altantuya, berikut spekulasinya dikutip dari kanal video YouTube yang diunggah Nadia Komara, 30 Januari 2021:

- Diduga ia mata-mata asing

Adanya spekulasi ini muncul berdasarkan pengakuan kepala wanita inspektur polisi memberikan perintan untuk membunuh berdasarkan perintah yang datang langsung dari pejabat tinggi bos ARB, intruksinya adalah menangkap dan membunuh Altantuya.

Baca Juga: Benarkah Covid Membunuh Remaja dibandingkan Lansia, Simak Ini Penjelasannya

Jika dugaan ini benar maka pihak intelijen Malaysia pastinya akan menutup kasus pembunuhan tersebut dengan alasan menjaga keamanan negara. Namun mengapa inspektur dan kopral tetap ditangkap? Bahkan tidak ada perlindungan keamanan kepada dua tersangka yang ditangkap itu tadi.

- Altantuya diduga menjadi saksi kunci korupsi dua pembelian kapal selam di Prancis tahun 2002.

Diduga ia menjadi saksi kunci kasus jual beli kapal selam tersebut dan diduga Altantuya mengetahui seluk beluk pembelian dua kapal selam tersebut.

Baca Juga: WNA Slovakia Tewas Bersimbah Darah dengan Luka di Leher, Polisi Amankan Terduga Pelaku Pembunuhan

Dan jika sampai ia membuka mulut maka akan mengancam posisi salah satu pejabat yang kebetulan saat itu ia sedang mengikuti Pemilihan di Malaysia yaitu Perdana Menteri Najib Razak.

Bahkan salah satu media Perancis melaporkan bahwa saat negosiasi itu, Altantuya mengetahui perusahaan Perancis Almaris kapal selam tersebut memberikan komisi sebesar 114 juta euro atau sekitar Rp1,8 triliun atas deal yang berjalan lancar atas perusahaan ARB.

Jadi diduga komisi ini adalah ilegal untuk memuluskan kesepakatan pembelian kapal selam tersebut.

Baca Juga: Terungkap Awal Kisah Perselingkuhan James Arthur Kojongian dan Angel Sepang

Selain itu juga ditemukan sepucuk surat dari Altantuya yang menulis bahwa ia meminta uang 500 ribu USD sebagai uang tutup mulut dari kasus tersebut.

- Altantuya adalah selingkuhan ARB dan dikabarkan tengah mengandung

Sebagai diketahui, ia diledakan oleh bahan C4 yang merupakan bahan peledak tidak sembarang orang bisa menggunakan dan memiliki.

Selain itu karena Altantuya dikabarkan sedang mengandung anak ARB maka diputuskanlah sekalian diledakkan sebagai upaya pelenyapan janin tersebut.

Baca Juga: Polisi Temukan Jaket Merah dan Helm Ojol Sesuai Rekaman CCTV, Pembunuhan Gadis Subang Mulai Terkuak

Kabar terkini dari kasus pembunuhan Altantuya Shariibuu adalah dua orang tersangka inspektur dan kopralnya yaitu Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umar yang ditetapkan sebagai pembunuh Altantuya dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Syah Alam Malaysia pada

Bahkan sang kopral sempat melarikan diri ke Australia. ARB sempat diperiksa namun dibebaskan 31 Oktober 2008 lantaran menurut pengadilan Malaysia tidak cukup bukti.

Kasus ini tenggelam pada 2009, setelah Perdana Menteri Najib Razak menjadi pemimpin Malaysia. Namun keluarga Altantuya terus mendesak kepolisian agar mengusut tuntas kasus pembunuhan anaknya itu.

Baca Juga: Pembunuhan Brutal di Sigi,Satgas Tinombala Buru Sisa Kelompok Santoso

Bahkan terbaru di tahun 2018 Sirul Azhar yang melarikan diri ke Australia sepakat untuk membuka penyelidikan dengan syarat dibebaskan dari hukuman mati.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah