WHO Sarankan Dokter Untuk Tengkurapkan Pasien Covid-19

27 Januari 2021, 16:15 WIB
WHO Sarankan Dokter Untuk Tengkurapkan Pasien Covid-19. /Tangakap Layar Youtube/Sandwell & West Birmingham NHS Trust

RINGTIMES BALI – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan saran klinis terbaru terkait perawatan pasien Covid-19 pada Selasa, 26 Januari 2021.

Saran klinis tersebut merujuk kepada pasien yang menunjukkan gejala persisten setelah masa pemulihan.

WHO juga menyarankan agar menggunakan antikoagulan dengan dosis rendang untuk mencegah pembekuan darah terhadap pasien dalam masa pemulihan.

Baca Juga: Biden Ambil Langkah Tegas Pada Rusia, Sebut Ada Campur Tangan Pemilu Hingga Penangkapan Navalny

“Hal lain dalam pedoman yang baru adalah bahwa pasien COVID-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi, yang mengukur kadar oksigen,” ujar Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan saat pengarahan PBB di Jenewa yang dikutip Ringtimesbali.com dari The Reuters.

“Alat tersebut dapat mengidentifikasi pasien apabila kondisi mereka semakin memburuk saat di rumah dan disarankan untuk dirawat di rumah sakit,” tambahnya.

Selanjutnya, WHO juga menyarankan kepada dokter untuk menempatkan posisi pasien diatas tempat tidur dengan posisi tengkurap tepat di depan mereka.

Baca Juga: Malaysia Ingin Bangun Tembok Perbatasan di Indonesia, Sebut Cegah Imigran Gelap

WHO menjelaskan posisi tersebut ditujukan untuk meningkatkan aliran oksigen menyebar kedalam tubuh.

“Kami juga merekomendasikan, serta menyarankan penggunaan, antikoagulan dosis rendah untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah,” ujar Harris.

“Selain itu, kami juga menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi, karena dosis tersebut dapat menyebabkan masalah lain,” tambah Harris.

Baca Juga: Xi Jinping Ingatkan Potensi Perang Dingin Dengan China, Jika AS Masih Proteksionis

Harris juga menambahkan bahwa tim ahli independen yang dipimpin WHO, yang saat ini berada di pusat kota Wuhan di China, tempat dimana kasus pertama Covid-19 terdeteksi pada manusia di tahun 2019.

Tim ahli WHO akan menyelesaikan karantina dalam dua hari kedepan, dan melanjutkan pekerjaan mereka dengan peneliti dari tempat virus tersebut berasal, China.

Dalam kesempatan tersebut, Harris menolak memberi komentar terkait laporan penundaan peluncuran vaksin di Uni Eropa.

Baca Juga: Tentara India dan China Terlibat Konflik di Perbatasan Utara Sikkim

Ia mengatakan tidak memiliki data spesifik dan WHO tidak memprioritaskan petugas kesehatan di semua negara untuk menerima vaksinasi dalam 100 hari pertama di tahun 2021.

Perusahaan AstraZeneca yang tengah mengembangkan vaksin bersama Universitas Oxford mengatakan kepada UE pada Jumat kemarin, bila pasokan vaksin yang telah disepakati hingga akhir bulan Maret, tak bisa mereka pemenuhi.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler