BRI Catat Laba Berkat Transmormasi Digital dan Culture saat Pandemi

- 24 Agustus 2021, 19:40 WIB
Direktur Utama BRI, Sunarso menyampaikan bahwa BRI berhasil mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal II 2021.
Direktur Utama BRI, Sunarso menyampaikan bahwa BRI berhasil mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal II 2021. /Dok. Pikiran-Rakyat

RINGTIMES BALI – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mencatatkan kinerja positif meskipun saat ini masih terjadi pandemi Covid-19.

Sampai akhir di kuartal II 2021, BRI mampu mencatat laba senilai Rp12,54 triliun atau tumbuh double digit sebesar 22,93 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 kemarin.

Penyaluran kredit BRI juga secara konsolidasian tercatat mencapai Rp929,40 triliun, dimana 80,62 persen diantaranya disalurkan kepada UMKM.

Baca Juga: BRI Dukung UMKM Kembangkan Digitalisasi Produk untuk Adopsi Kemajuan Teknologi Informasi

Pencapaian kredit tersebut ditopang pertumbuhan kredit mikro BRI yang tumbuh sebesar 17 persen yoy.

Keberhasilan BRI mencatatkan kinerja cemerlang tersebut merupakan hasil dari strategi transformasi BRI yang telah dipersiapkan sejak jauh hari.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pada 2016 pihaknya sudah merancang strategi untuk menjaga pertumbuhan perseroan melalui konsep besar BRIvolution 1.0.

Baca Juga: Kinerja Cemerlang, BRI Raih 3 Penghargaan Asia Private Banking Award

Program tersebut diuji coba pada 2017 dan telah dilaksanakan hingga tahun 2020 lalu.Saat itu, berlandaskan BRIvolution 1.0 pihaknya ingin mencapai target menjadi The Most Valuable Bank in Southeast Asia & Home to The Best Talent.

Namun, sejak awal 2020 masalah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Tak ayal krisis ekonomi yang dipicu masalah kesehatan itu memukul perekonomian dunia termasuk Indonesia.

Sunarso menjelaskan, krisis ekonomi karena pandemi kali ini berbeda dengan masalah ekonomi pada 1998, 2008, atau 2013 lalu. Pada 2020 krisis kali ini disebabkan pandemi dan merata terjadi di seluruh dunia.

Baca Juga: BRI Jadi Perusahaan Induk Holding BUMN sektor UMi-UMKM

Dirut BRI, Sunarso menyampaikan bahwa UMKM adalah tulang punggung BRI.
Dirut BRI, Sunarso menyampaikan bahwa UMKM adalah tulang punggung BRI. Dok. Pikiran-Rakyat

Non Performing Loan (NPL) naik terutama pada nasabah di segmen pelaku UMKM. Di sisi lain, UMKM adalah tulang punggung BRI.

“Itu (UMKM) yang dulu tidak kena krisis sekarang kena krisis. Maka kita harus me-review transformasi kita. BRIvolution 1.0 itu menjadi BRIvolution 2.0. Kami tetapkan mulai 2020,” ujar Sunarso.

Visi besar BRI pun turut diubah menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia. Pihaknya sadar hadirnya tantangan ini. mendorong BRI untuk semakin melibatkan seluruh komponen anak perusahaan.

Baca Juga: Kisah Sukses Nasabah BRI Berbisnis Kerupuk Kulit Beromzet Ratusan Juta

Selain itu, visi sebagai Home to The Best Talent difokuskan menjadi Champion of Financial Inclusion.

Hal itu akan mengembalikan fokus bank dengan jejaring terluas di Tanah Air tersebut pada khittahnya di segmen UMKM termasuk usaha Ultra Mikro (UMi).

Champion of Financial Inclusion pun dimaksudkan untuk menjaga pertumbuhan berkesinambungan BRI.

Baca Juga: BRI Targetkan Penyaluran Kredit Mikro Hingga 45 Persen pada Tahun 2025

Pihaknya mencari sumber pertumbuhan baru dengan prinsip go smaller, dengan fokus pada segmen usaha yang lebih kecil dari mikro yakni ultra mikro.

Tentunya dengan tenor pendek sesuai kebutuhan atau go shorter. BRI pun memperkuat digitalisasi layanan jasa keuangannya atas prinsip go faster, sehingga prinsip go cheaper atau berbiaya murah dan efisien tercipta.

“Maka Champion of Financial Inclusion kita terjemahkan sebagai BRI harus mampu melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin melalui digitalisasi,” tuturnya.

Baca Juga: Kolaborasi BRI dengan BP-Tapera dan KSEI, Perkuat Pengelolaan Dana Perumahan

Transformasi yang dilakukan oleh BRI difokuskan pada dua area utama, yakni digital dan culture.

Transformasi digital dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, dan menciptakan value baru melalui new business model.

Transformasi yang dilakukan oleh BRI difokuskan pada dua area utama, yakni digital dan culture.
Transformasi yang dilakukan oleh BRI difokuskan pada dua area utama, yakni digital dan culture. Dok. Pikiran-Rakyat

Contoh nyata efisiensi digitalisasi business process adalah dengan adanya BRISPOT atau aplikasi pemrosesan kredit melalui mobile yang digunakan oleh tenaga pemasar (Mantri) BRI.

Baca Juga: BRI Life Double Care Resmi Diluncurkan, Sasar Pelaku UMKM dan Kesejahteraan Pekerja

“Dengan BRISPOT, proses booking kredit mikro (produktivitas) meningkat dari rata-rata Rp2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp4 triliun per bulan. Selain itu proses kredit menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu menjadi rata-rata 2 hari, bahkan dapat lebih cepat,” ungkap Sunarso.

“Contoh keberhasilan new business model dari transformasi digital yang dilakukan oleh BRI adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink yang volume transaksinya telah menembus Rp800 triliun pada tahun lalu dan tahun ini kami targetkan mencapai lebih dari Rp1.000 triliun,” lanjut Sunarso.

Digitalisasi terbukti mampu mengakselerasi kinerja BRI pada saat pandemi. Contoh lain adalah dengan adanya BRImo, Super Apps milik BRI yang mampu mencatatkan pertumbuhan yang signifikan selama pandemi berlangsung.

Baca Juga: BRI Juara Lomba Berbalas Pantun Tingkat Nasional, Bukti Pengembangan SDM Meningkat

Hingga akhir Juni 2021 tercatat pemakai BRImo mencapai 11,1 juta user (tumbuh 106,7 persen), dengan jumlah transaksi mencapai 710 juta transaksi (tumbuh 2.186 persen) dan volume transaksi tumbuh 663,2 persen.

Dari sisi culture, pada pertengahan 2020 yang lalu BRI juga melakukan penyelarasan core value untuk meningkatkan mutu SDM perseroan.

“Sejak diluncurkan oleh Menteri BUMN pada Juli 2020 lalu, BRI langsung mengimplementasikan dan menyelaraskan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dengan core value perseroan," urainya.

Baca Juga: Ambil Uang Moneygram Bisa Lewat BRI, Lebih Cepat dan Efisien

"Hasilnya dapat dirasakan bahwa saat ini seluruh insan BRIlian (Pekerja BRI) menyadari peran pentingnya untuk memberikan makna bagi Indonesia, baik melalui economic value maupun social value,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan bahwa transformasi culture di BRI dilakukan untuk membangun Performance Driven Culture. Budaya berbasis kinerja dilakukan dengan membangun performance management system, dimana membutuhkan management information system yang didukung oleh data yang valid dan akurat.

“Dengan sistem tersebut maka setiap individu akan mampu merancang dan merencanakan suksesnya sendiri. Tugas perusahaan adalah menyiapkan “lapangan” atau kompetisi yang sehat, menyediakan aturan main berkompetisi (sistem), menyiapkan score board (Performance Management System), dan pada akhirnya menyediakan rewards,” ujarnya.

Baca Juga: Bisnis Kartu Kredit BRI Tumbuh 41 Persen pada Kuartal I 2021

Menurut Sunarso dengan begitu masing-masing individu dapat mengeluarkan potensi terbaiknya yang dikolaborasikan dengan KPI yang orkestratif senhingga menjadi potensi terbaik perusahaan.

“Dengan terus mengusung program transformasi ini, BRI sebagai salah satu BUMN terbesar optimistis mampu memberikan peran penting terhadap pemulihan perekonomian di tengah tanda-tanda kebangkitan ekonomi nasional,” pungkas Sunarso.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah