Saat itu pada pada 2012 lalu, usahanya terimbas perubahan tren di masyarakat.
Kerajinan kayunya selama ini fokus pada kerajinan tradisional asli Bali yang banyak mengandung kreativitas ukiran.
Namun ternyata tren di pasaran saat itu berubah, dan ini mempengaruhi usahanya.
“Kita sempat terlambat mengikuti tren tersebut. Kebetulan saat itu merupakan keuntungan bagi usaha saya, saya mendapat bantuan dari Pemerintah Belanda dimana mereka memiliki program untuk membina usaha kecil di negara berkembang, nah usaha saya terpilih,” ungkapnya.
Baca Juga: BRI Juara Lomba Berbalas Pantun Tingkat Nasional, Bukti Pengembangan SDM Meningkat
Kesempatan itu dimanfaatkan Ayu sebaik mungkin untuk belajar dan lebih mengasah lagi kreativitas.
Harapannya agar bisa menghasilkan produk-produk kerajinan kayu yang kekinian mengikuti roda zaman.
Berkat pembinaan dari Pemerintah Belanda selama setahun akhirnya usaha kerajinannya normal kembali dan lebih berkembang.
Ayu menuturkan tantangan lain yang dihadapi adalah terkait shipping buyer payment (sistem pembayaran dari pembeli).
Pada masa pandemi Covid-19 seperti ini, masa tunggu menjadi lebih lama yakni sekitar 60 hari dari biasanya 30 hari.