Jika dilihat lagi dan ditelusuri semua kepercayaan lokal itu bermuara pada satu kitab suci yakni Weda.
Masing-masing kepercayaan mungkin memiliki kerarifan lokal yang berbeda di setiap daerah, tetapi dalam artian lain yang diagungkan adalah sama.
Baca Juga: Polemik Hare Krishna di Bali, Kegiatan 'Ashram' di Ubud Diatensi
Dari hal tersebut terlihat jelas bahwa yang berbeda merupakan budaya lokal, kebiasaan, yang diwariskan secara turun-temurun dan bukan agamanya.
Polemik Hare Krsihna mungkin boleh dilanjutkan tapi dengan sasaran adalah aliran yang setidaknya tidak mencampurnya dengan budaya di Bali.
Masing-masing memiliki kebudayaan dan kepercaan lokal yang sangat tradisional dan sudah terbentuk dari warisan masa lalu, ada baiknya kita saling menghormati untuk itu.***