Bali Wacanakan Buka Pariwisata 'Free Covid Corridor' Khusus Turis Tiongkok

- 25 Februari 2021, 20:32 WIB
Wakil Gubernur Bali Cok Ace mengatakan Bali akan membuka pariwisata 'Free Covid Corridor' khusus Tiongkok
Wakil Gubernur Bali Cok Ace mengatakan Bali akan membuka pariwisata 'Free Covid Corridor' khusus Tiongkok /Dok. Pemprov Bali/

RINGTIMES BALI – Ditengah tingginya kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah Provinsi Bali justru akan membuka border pariwisata 'free covid corridor' khusus turis Tiongkok.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyebut program free Covid-19 ini telah direncanakan oleh pihaknya karena banyaknya permintaan untuk membuka pariwisata border atau perbatasan luar negeri untuk wisatawan asing.

Pihaknya akan menyasar khusus pariwisata dengan turis asal Tiongkok.

"Sasaran wisatawan asing tersebut adalah wisatawan Tiongkok, yang kita ketahui bahwa negara tersebut telah berhasil keluar dari pandemi karena program vaksinasi yang berhasil. Jadi kita bisa mendatangkan mereka,” bebernya dalam keterangan resmi yang diterima ringtimesbali.com dari Pemrov Bali di Denpasar, Kamis 25 Februari 2021.

Baca Juga: DPO Pasutri Rusia Ditangkap Setelah 13 Hari Buron di Vila Kawasan Seminyak, Bali

Wagub Cok Ace memaparkan jika program Free Covid Coridor adalah mengizinkan wisatawan asing yang telah tuntas melaksanakan vaksin di negaranya.

Akan tetapi, tentu saja ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh negara tujuan, dalam hal ini khususnya Bali.

"Pertama kita harus mencapai 75 persen warga khususnya pelaku pariwisata di vaksin,” tegasnya.

Menurutnya, itu tugas pertama di pemerintahan saat ini untuk menuntaskan vaksinasi di Bali secepat mungkin, terutama bagi tenaga kerja di bidang pariwisata.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 4,3 Guncang Bali dan NTB Selasa Malam, Getaran Cukup Keras di Dalam Rumah 

"Untuk itu saya sudah minta pusat agar Bali dapat prioritas vaksin,” imbuhnya.

Guru Besar ISI Denpasar tersebut juga mengatakan syarat lainnya adalah fasilitas kesehatan yang menyerupai dengan negara asal, yaitu Tiongkok.

“Ini juga mesti kita siapkan, setidaknya fasilitas kita harus sama. Sehingga ada kepercayaan negara tersebut mengizinkan warganya berwisata ke Bali,” bebernya.

Baca Juga: Aksi Keprok Kaca Mobil Kembali Terjadi di Gianyar, Disangka Dompet Pouch Make Up Digondol

Lebih lanjut, ia juga menegaskan disiplin akan protokol kesehatan Covid-19 salah satu hal penting yang harus diperhatikan jika ingin membuka border.

Ia mengaku bersyukur saat ini Bali menduduki posisi kedua taat terhadap prokes dengan angka 98,3 persen di bawah Kalimantan Barat sebesar 98,6 persen.

“Ini tentu menjadi modal kita untuk meyakinkan masyarakat internasional jika Bali memang sudah siap menyambut wisatawan internasional,” tambahnya.

Baca Juga: Bali Siaga Banjir Hari Ini, Berikut Titik Wilayah yang Berpotensi Terdampak

Ia juga mengatakan bahwa pelaku pariwisata juga sudah jauh-jauh hari menyiapkan program sertifikasi CHSE di setiap akomodasi, restoran, dan destinasi wisata.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah tidak akan berhenti menggaungkan implementasi prokes kepada masyarakat. Karena.hal tersebut adalah nilai jual pertama pariwisata Bali di masa pandemi ini.

“Dulu jualan kita adalah alam, adat dan budaya. Saat ini kita geser sedikit selain ketiga hal tersebut. Kita harus bisa yakinkan masyarakat internasional jika pemerintah dan masyarakat benar-benar sudah menjalankan prokes dengan baik dan benar,” tandasnya.

Baca Juga: Banjir Bandang Berpotensi Terjang 4 Kecamatan di Jembrana Bali, Warga Diimbau Tetap Tenang

Sebelumnya Ketua ASITA 71 Bali Putu Winastra menyatakan, jika webinar SAKIRA ini merupakan inisiatif pengurus DPD ASITA Bali guna mendapatkan serta menyebarkan seputar pariwisata Bali terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

"Informasi yang kami peroleh dari pihak berkepentingan bisa kami sebar ke anggota ASITA dan travel agent lainnya,” jelasnya.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x