Gus Baha Jelaskan Kehidupan Manusia Setelah Mati, 'Ruh Akan Tetap Hidup Menuju Hari Penghakiman'

- 16 Januari 2022, 17:15 WIB
Gus Baha Jelaskan Kehidupan Manusia Setelah Mati.
Gus Baha Jelaskan Kehidupan Manusia Setelah Mati. /Facebook.com/Ngaji Bareng Gus Baha

RINGTIMES BALI – Gus Baha dengan nama lengkap K.H Ahmad Bahaudin Nursalim, menyampaikan tentang cara memaknai kehidupan dan kematian.

Menurut Gus Baha, tidak hanya kehidupan yang harus dipandang positif namun kematian juga harus diambil sisi positifnya.

Untuk mengetahuinya, simak ulasan Gus Baha dalam artikel ini agar dapat menambah wawasan mengenai ajaran Islam dan pemaknaan terhadap perjalanan manusia.

Baca Juga: Highlight Pertandingan Juventus vs Udinese, Assist Dybala Bawa Nyonya Tua Raih 3 Poin

Dilansir dari akun Instagram @ngajionline_gusbaha yang diunggah pada 12 Desember 2021, berikut ulasan selengkapnya.

Definisi kematian menurut Gus Baha adalah tercabutnya ruh dari jasad oleh malaikat. Ketika ruh dicabut, maka jasad akan mati namun ruh tetap hidup.

Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa ruh pada hakikatnya akan tetap hidup meskipun jasad telah mati.

Baca Juga: Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 182 185 Tugas 1, Unsur-unsur dalam Teks Debat

Ruh yang tetap hidup tersebut akan melalui tahapan demi tahapan, sampai akhirnya dibangkitkan kembali pada hari kiamat.

Salah satu tahapan yang dilalui ruh adalah tahap hisab, pada tahapan ini ruh manusia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya semasa hidup di dunia.

Semisal ketika di dunia, seseorang menjalani kehidupannya dengan cara culas, curang, dengki, tidak jujur, dan lain sebagainya maka semua itu tidak ada gunanya.

Pada hari perhitungan dan penghakiman nanti, perbuatannya tersebut justru akan menyusahkan dirinya sendiri.

Baca Juga: Persib Takluk dari Bali United, Coba Bangkit dari Kekecewaan, Robert: Kami Harus Putar Balik Keadaan

Ketika di dunia, saat berbuat salah saja langsung mendapat hukuman. Apalagi di akhirat, tentu ganjarannya setimpal dan hukumannya akan jauh lebih pedih.

Gus Baha dalam memaknai hidup dan mati, mengutip sebuah riwayat doa dari Nabi Muhammad, SAW yang terdapat dalam kitab Al-Jami’ Shahih Muslim karya Imam Muslim.

Bunyinya : "Allahuma aj’alil hayata ziyadatan li fi kulli khoirin, waj’alil mauta rahatan li min kulli syarrin".

Artinya : Ya Allah jadikanlah hidupku untuk menambah segala kebaikan dan matiku sebagai akhir dari segala keburukan.

Baca Juga: Highlight Pertandingan Persela vs Persija, Angelo: Kami Tidak Puas dengan Hasil Ini

Melalui riwayat doa tersebut, Gus Baha mengambil kesimpulan bahwa hakikat hidup adalah suatu keharusan yang diarahkan kepada potensi untuk meningkatkan kebaikan.

Sedangkan, hakikat mati juga demikian. Kematian harus dimaknai sebagai akhir dari potensi dalam melakukan keburukan.

Jika seseorang mampu memaknai hidup dan mati secara tepat sesuai yang disampaikan Gus Baha.

Maka seseorang tersebut akan menjalani kehidupannya di dunia dengan cara-cara yang terhormat karena berorientasi pada peningkatan kebaikan yang harus di-upgrade setiap saat.

Baca Juga: Gunung Api di Negara Tonga Meletus, Berpotensi Tsunami di Beberapa Wilayah Dunia, Simak penjelasannya

Sedangkan, ketika ajal menghampiri atau maut menjemput, seseorang tersebut bisa mengucapkan syukur dan menerima dengan lapang dada atas kematiannya.

Lantaran kematiannya tersebut, akan menghantarkan kepada akhir dari segala macam potensi dalam melakukan keburukan.***

Editor: Suci Annisa Caroline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah