Kasus meningkat, ASN Diajak Waspadai Penyebaran Rabies 

- 3 Juli 2023, 14:18 WIB
ASN di lingkup Pemerintah Kabupaten Jembrana diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Rabies yang memakan korban
ASN di lingkup Pemerintah Kabupaten Jembrana diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Rabies yang memakan korban /Dok Humas Jembrana

RINGTIMES BALI - Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten Jembrana diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Rabies yang akhir-akhir ini telah memakan korban jiwa.

Termasuk berperan dalam memberikan informasi  guna menekan penyebaran kasus di masyarakat.

Sejak awal tahun 2023, diketahui empat orang terkonfirmasi meninggal akibat terinfeksi rabies di Bali.

Empat kasus meninggal dunia akibat rabies terjadi di Kabupaten Buleleng sebanyak 1 korban, dan Kabupaten Badung sebanyak 1 korban. Sementara di Kabupaten Jembrana terkonfirmasi dua korban.

Sebagai ujung tombak informasi, ASN diminta untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk waspada terhadap penularan rabies.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah kabupaten Jembrana, I Made Budiasa saat mewakili Bupati Jembrana sebagai Inspektur Upacara dalam Apel Rutin ASN di depan Kantor Bupati Jembrana, Senin (3/7).

"Satu hal yang perlu saya garis bawahi adalah penyakit rabies, dimana kami mengharapkan agar masyarakat selalu waspada apabila luka gigitan oleh hewan penular rabies seperti anjing dan kucing," ujarnya.

Sekda Budiasa menjelaskan untuk segera melakukan tindakan awal apabila telah mengalami gigitan HPR, dan selanjutnya segera menghubungi petugas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

"Dengan melakukan penanganan luka yang sederhana yaitu mencuci luka dengan sabun di air mengalir selama 15 menit akan dapat mencegah tertular penyakit rabies dan pemantauan hewan yang menggigit perlu dilakukan secara ketat," ucapnya.

Selain itu, Sekda Budiasa juga menyoroti meningkatnya kasus demam berdarah dengue akibat perkembangbiakan nyamuk yang pesat karena dipengaruhi perubahan iklim dunia akibat pengaruh siklon utara dan selatan bumi yang menyebabkan Indonesia terjadi perubahan cuaca ekstrem (pancaroba).

"Hal ini berimbas pada kasus demam berdarah dengue menjadi meningkat. Hal lain yang mendukung juga terjadinya siklus lima tahunan, saya berharap agar seluruh komponen masyarakat aktif melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing," imbuhnya.

Pihaknya juga kembali mengingatkan adanya potensi munculnya penyakit lama termasuk penyakit yang tidak menular. Ia meminta masyarakat untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Seiring dengan perjalanan epidemiologis penyakit, perlu kita waspadai penyakit-penyakit lama yang berpotensi muncul lagi termasuk penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, stroke, jantung dan kanker. Penyakit-penyakit ini muncul kembali lebih banyak dipengaruhi oleh perilaku manusia," tandasnya.***

Baca Juga: Berikut Gejala dan Pencegahan Rabies Menurut Anggota Ikatan Dokter Indonesia

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah