Cegah Importasi Virus Marburg, Indonesia Perkuat Keamanan di Pintu Masuk Negara

- 30 Maret 2023, 09:05 WIB
Ilustrasi. Pemerintah Indonesia lakukan upaya pencegahan importasi virus Marburg.
Ilustrasi. Pemerintah Indonesia lakukan upaya pencegahan importasi virus Marburg. /pexels.com/Edward Jenner

RINGTIMES BALI- Pemerintah Indonesia melakukan upaya pencegahan importasi virus Marburg, dengan cara memperkuat sistem keamanan di pintu masuk negara, guna mendeteksi penyakit yang mulai menjangkit di sejumlah negara ini.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa penguatan skrining kesehatan terhadap pelaku perjalanan dari negara-negara terinfeksi, dilakukan oleh pihak terkait pada fasilitas pelabuhan dan bandara.

“Untuk Marburg  ini kami sudah deteksi beberapa negara yang ada, terutama di Afrika. Jadi penguatan pintu masuk itu terus dilakukan,” ucap Maxi, dikutip dari Antara, Kamis, 30 Maret 2023.

Baca Juga: Pemkot Denpasar Pantau Stok dan Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional

Menurut Maxi, mekanisme pengamanan dan pengawasan ini dilakukan persis seperti penanganan COVID-19, yakni melalui deteksi gejala yang dialami pelaku perjalanan dan dengan mengambil sampel rujukan untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan.

Sementara itu, untuk pemeriksaan sampel, pihak Kemenkes RI telah menyediakan laboratorium khusus guna melakukan uji tersebut.

Gejala Marburg sama dengan penyakit malaria, DBD, dan tifus

Maxi juga menyebutkan bahwa gejala yang ditimbulkan dari penyakit Marburg ini sama dengan gejala penyakit malaria, DBD, dan tifus, yang umum ditemukan di Indonesia.

Berdasarkan penjelasan Maxi, pihak Kemenkes juga telah memberikan surat edaran kepada seluruh otoritas terkait, dalam hal ini pemerintah daerah (pemda) untuk terus mewaspadai serta mengantisipasi adanya kemungkinan importasi virus Marburg ini.

Baca Juga: FIFA: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Sementara itu, World Health Organization (WHO) pada Senin, 13 Februari 2023, menerima laporan kasus Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial, Provinsi Kie Ntem, dengan 9 kasus kematian dan 16 kasus suspek.

Adapun gejala yang dialami penderita mulai dari kelelahan, demam, diare, hingga muntah darah.

Dari beberapa sampel yang diperiksa didapatkan satu sampel yang positif virus Marburg. Sementara itu, diperkirakan bahwa mulai dari 7 Februari 2023, sudah ada Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit Marburg, di Guinea Ekuatorial.

Meskipun demikian, menurut Maxi, sampai dengan saat ini belum ditemukan adanya kasus Marburg di Indonesia.

Baca Juga: Diusir dari Villa yang Mereka Sewa, Dua WNA Eropa Buat Laporan ke Polda Bali

Sementara itu, Virus Marburg diketahui masih satu famili dengan Virus Ebola.

Virus Marburg (filovirus) termasuk satu dari sekian banyak virus mematikan, yang kematiannya mencapai 88 persen dan menyerupai penyakit demam berdarah (DBD) yang mana jarang terjadi.

Penularan Virus Marburg kepada manusia bisa terjadi melalui kontak fisik dengan orang yang terjangkit, melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, dan bisa melalui benda yang sudah terkontaminasi.

Penyakit Marburg sendiri menular lewat  cairan tubuh langsung dari kelelawar.***

 

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x