Lembaga ini telah mendanai 54 anggota HIMKI dengan bunga dari pembiayaan tersebut hanya sebesar 6 persen.
Walaupun demikian, Abdul meminta agar jumlah dan cakupan pembiayaan LPEI semakin diperluas lagi, sehingga mudah dijangkau oleh seluruh anggota HIMKI.
Pihaknya berkomitmen untuk memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, melalui kegiatan ekspor mebel dan barang kerajinan dari Indonesia.
Ia juga mengaku optimistis dalam menargetkan ekspor sebesar 5 miliar dolar AS (Rp77 triliun) dapat tercapai hingga akhir tahun 2024.
Hal ini tentunya harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan, agar target tersebut bisa terwujud.
“Kalau iklim usaha terus membaik, kami optimistis mampu. Tetapi kami berharap pemerintah turun tangan membantu meringankan,” ujar Abdul Sobur.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, bahwa persoalan bahan baku akan segera dibahas bersama pihak terkait, yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Perindustrian.
Ia juga mengatakan bahwa jangan sampai SVLK menjadi hambatan ekspor Indonesia.
“Sebenarnya ketentuan itu untuk membuktikan legalitas dan traceability, tetapi jangan sampai membebani pengusaha,” ucap Airlangga Hartarto.***