Network
Dalam tiga tahun PRMN, dirinya menjelaskan ada tantangan utama dalam menjalankan bisnis di industri media.
“PRMN sebagai perintis model bisnis ekonomi kolaboratif. Saat ini (model bisnis itu) banyak ditiru media-media lain. Pastilah dengan banyak yang meniru model bisnis kami, otomatis mereka akan lebih menyempurnakan apa yang telah kami rintis,” tuturnya.
Sebagai pelopor, dirinya mengatakan, PRMN akan terus melakukan trial dan eror, tetapi peniru bisa menjiplak dan melakukan penyempurnaan. Hal itulah yang menjadi tantangan besar bagi PRMN untuk terus lebih unggul dari pengekor.
Baca Juga: Trauma, 5 Korban Gempa Cianjur Alami Gangguan Jiwa
Kartono juga menyatakan, PRMN akan terus berinovasi dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang. Ditambah dengan ekosistem media digital yang sangat mudah berubah.
Kartono juga membahas tentang potensi pendapatan media massa melalui direct selling yang sangat menantang, karena sampai saat ini banyak media digital yang masih bergantung pada programatic ads.
“Dari sisi jurnalisme, kita lihat dari awal sistem recruiting yang sangat beragam menjadi tantangan yang berat. Misalnya dari tingkat pendidikan yang sangat beragam,” ujarnya.
Baca Juga: FHISIP UT Gelar Studium Generale di Bali, Dorong dan Motivasi Para Pelaku UMKM Pasca Pandemi
Menurutnya, hal ini cukup kontras dengan sistem rekrutmen yang ketat di media cetak yang menjadi latar belakangnya. Dirinya juga mempertimbangkan PRMN ke depan akan menyeleksi ulang dan menyempurnakan sistem rekrutmen yang sudah berjalan.
Marwah media sebagai rujukan informasi tepercaya
