Di sisi lain, masih ada masalah yang harus diperhatikan, yaitu produksi olahan gandum pada September 2022 hingga Januari 2023 mendatang masih akan menggunakan gandum yang dibeli dengan harga tinggi pada Maret hingga Mei sebelumnya.
Hal tersebut akan mempengaruhi biaya produksi yang dapat berdampak pada harga produk, namun tidak akan terlalu tinggi.
Baca Juga: Polresta Denpasar Amankan Driver Ojol yang Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Siswi SMA
Ia juga menyampaikan, sejauh ini ketergantungan Indonesia pada impor gandum pangan dan pakan cukup tinggi seiring konsumsi makanan olahan berbahan gandum yang semakin masif.
Ia menjelaskan bahwa sekitar 20-25 persen dari total konsumsi karbohidrat warga Indonesia berasal dari gandum, seperti mie, roti, dan lainnya.
Meskipun begitu, Bayu mengatakan kenaikan harga gandum seharusnya tidak mempengaruhi negeri, jika Indonesia mampu melakukan diversifikasi agar tidak tergantung pada impor.
Baca Juga: Bhabinkamtibmas Polsek Singaraja Kawal Acara Jalan Santai Peringatan HUT SDN 3 Banjar Jawa ke 57
Adapun ia menjelaskan caranya, yaitu tepungisasi dari bahan baku yang dimiliki dalam negeri, seperti umbi-umbian yang diolah menjadi tepung lebih dahulu, kemudian dibuat olahannya.***