Network
RINGTIMES BALI – Tjokorda Oka Artha Ardhana selaku Wakil Gubernur Bali meminta pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Bali agar mengoptimalkan koordinasi dan integrasi dengan berbagai pihak untuk menekan kasus stunting di Pulau Dewata.
Wagub Bali mengatakan belum optimalnya penyelenggaraan intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif bisa diminimalisir dengan koordinasi, integrasi, dan konvergensi.
Menurutnya Wagub Bali, stunting bisa ditekan dengan dukungan, kordinasi, dan kolaborasi seluruh pemangku kebijakan dan mitra kerja yang terlibat program ini.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Terminal LNG Benoa Bisa Perkuat Ketahanan Energi dan Pariwisata Bali
Di acara rapat koordinasi teknis, ia mengharapkan bisa menjadi momentum refleksi, sekaligus membangun konsistensi untuk menurunkan prevalensi stunting ke angka 6,15 persen pada tahun 2024.
“Terlebih target stunting pada tahun 2024 Provinsi Bali sebesar 6,15 persen,” ungkap Tjokorda Oka Artha Ardhana seperti dikutip dari bali.antaranews.com 30 Maret 2022.
Menurutnya, strategi pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) tahun ini harus dikembangkan dan disusun dalam kegiatan operasional yang memiliki output yang jelas.
Baca Juga: Drummer Foo Fighter Taylor Hawkins Dikabarkan Meninggal Dunia
Diantaranya adalah rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting dengan mempertajam intervensi di hulu dengan prioritas mencegah lahirnya anak stunting.
Setelah itu, operasional Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta target kinerja lainnya bisa disusun.
