RINGTIMES BALI - Berikut Ala Ayuning Dewasa menurut Kalender Bali pada Sabtu 29 Januari 2022.
Hari Sabtu, 29 Januari 2022 bertepatan dengan tumpek kandang atau Tumpek Uye dimana umat Hindu melakukan upacara terhadap hewan ternak yang dimilikinya.
Sebelum memulai atau melakukan sesuatu, masyarakat Bali yang mayoritas Hindu biasanya memperhatikan Ala Ayuning Dewasa agar hasil dari pekerjaan akan sesuai harapan.
Baca Juga: Download Lagu Remake Menghapus Jejakmu Dari Noah MP3 MP4, Trending di Youtube
Berikut penjabaran mengenai tanggal 29 Januari 2022 dalam hitungan Bali :
pangelong : 12
Wewaran :
Ekawara : Luang
Dwiwara : Pepet
Triwara : Pasah
Caturwara : Menala
Pancawara : Kliwon
Sadwara : Paniron
Saptawara : Saniscara
Astawara : Uma
Sangawara : Urungan
Dasawara : Raja
tahun caka : 1943
Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa Minggu, 23 Januari 2022 dalam Kalender Bali
Sasih : Kawolu
Ingkel : Manuk
Wuku : Uye
Bhatara/Bhatari : Sang Hyang Kuwera
Watek Madya : Watu
Watek Alit : Uler
Eka Jala Rsi : Patining amerta
Lintang : Peglangan
Pancasuda : Tunggak semi
Pangarasan : Lakuning Bumi
Urip : 17
Ala Ayuning Dewasa :
Kala Upa : Baik untuk memulai mengambil atau memelihara ternak (wewalungan)
Baca Juga: Ida Cokorda Rangkul Perbedaan Agama dan Politik, Warga Muslim Turut Beri Penghormatan Terakhir
Purwanin Dina : tidak baik sebagai dewasa ayu
Tutur Mandi : Baik untuk melakukan hal yang bersifat gaib (kedyatmikan), memberikan petuah atau nasehat.
Tanggal 29 Januari 2022 dalam kalender Bali masuk dalam wewaran Saniscara Kliwon, wuku Uye dan sasih Kawolu yakni bertepatan dengan Tumpek Kandang.
Tumpek Kandang adalah salah satu dari 6 hari raya Tumpek yang dirayakan setiap 6 bulan sekali atau 210 hari sekali.
hari raya Tumpek memiliki makna untuk penghormatan atau rasa terima kasih terhadap sesama makhluk hidup, sarana prasarana dan alam ciptaan Tuhan.
Baca Juga: Zaman Akhir Semakin Nyata, Gus Baha: Banyak yang Suka Uang
Tumpek Kandang atau Tumpek Uye dalam lontar Sundarigama disebutkan,"Saniscara Kliwon Uye hendakany dijadikan tonggak untuk melestarikan semua jenis hewan.
Di hari ini adalah hari pemujaan terhadap Sang Hyang Siwa Pasupati atau Sang Hyang Rare Angin atau dewa pengembala mahluk.
Secara filosofi perayaan ini bermakna untuk mengandangkan pikiran yang begitu liar, diibaratkan seperti hewan yang harus dikendalikan sehingga mampu membatasi atau mengekang keingin yang bersifat binatang seperti rajas dan tamas.***