Ini bisa jadi modal awal Indonesia untuk mulai melanjutkan pengambilan energi ini.
Baca Juga: Legenda Bulutangkis Verawaty Fajrin Meninggal Dunia, Jokowi Hingga Erick Thohir Ucapkan Belasungkawa
“Di Indonesia sendiri sebetulnya kita memiliki kekuatan yang sangat besar mengenai renewable energi ini, 418 gigawatt, baik itu dari hydropower, geothermal, bayu, solar panel, biofuel, arus bawah laut, dan yang lain-lainnya. Potensinya sangat besar sekali, tetapi kita harus ingat dan para pemimpin dunia juga saya sampaikan” kata orang nomor 1 di Indonesia ini.
Namun jika dilihat secara riil, pembangkit listrik tenaga batu bara sekarang di indonesia adalah penyumbang terbesar tenaga listrik negara sampai berada di atas 60%.
Kontrak dengan PLTU yang menggunakan tenaga batubara yang kontraknya berlangsung masih lama.
Baca Juga: Legenda Bulutangkis Verawaty Fajrin Meninggal Dunia, Jokowi Hingga Erick Thohir Ucapkan Belasungkawa
Dalam pidatonya, Jokowi juga menanyakan sistem dan kemungkinan bagaimana agar bisa diterima oleh masyarakat luas.
Ini ditujukan karena peralihan ke energi terbarukan ini membutuhkan modal yang besar dan juga tidak mungkin dibebankan ke masyarakat.
“Pertanyaannya, skenarionya seperti apa? Misalnya, ini misalnya, pendanaan datang, investasi datang, kan harganya tetap lebih mahal dari batu bara. Siapa yang membayar gapnya ini? Siapa? Ini yang belum ketemu," ujar Jokowi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Hati-hati Terkait Penyaluran Vaksin Covid-19 yang Mendekati Kadaluarsa