Hari Keramat, Alasan Umat Hindu Haturkan Segehan saat Kajeng Kliwon

- 7 Juli 2021, 21:55 WIB
Disebut hari keramat, inilah alasan masyarakat Hindu menghaturkan segehan di tempat berbeda saat rahina kajeng Kliwon
Disebut hari keramat, inilah alasan masyarakat Hindu menghaturkan segehan di tempat berbeda saat rahina kajeng Kliwon /pixabay

RINGTIMES BALI - Kajeng kliwon merupakan hari dimana bertemunya energi yang terdapat pada alam semesta (bhuana agung) dengan tubuh manusia tersebut (bhuana alit).

Diketahui bahwa kajeng kliwon di rayakan setiap 15 hari sekali oleh umat hindu di Bali.

Dalam kepercayaan umat hindu, kajeng kliwon dimaknai sebagai hari turunnya bhuta kala untuk mencari orang yang tidak menjalankan dharma agama. 

Sehingga diyakini pada hari kajeng kliwon umat hindu di Bali biasanya menghaturkan segehan mancawarna, tuak dan berem sebagai tetabuhan yang di haturkan untunk Sang Hyang Durgha Dewi.

Baca Juga: Pemprov Bali Pastikan Vaksinasi Anak Usia 12-14 Tahun Berjalan Lancar

Dilansir dari Youtube Creative Yudha, Segehan tersebut dihaturkan di tiga tempat berbeda yaitu di halaman rumah, sanggah atau mrajan, di depan pelinggih pengaruman dan ditujukan pada Sang Bhuta Bhucari.

Terakhir di haturkan di depan rumah atau di depan pintu gerbang yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Dhurga Dewi.

Tujuan dihaturkannya segehan pada saat Kajeng Kliwon adalah perwujudan bhakti dan sradha kita kepada Hyang Siwa ( Sang Hyang Widhi Wasa) telah mengembalikan (somya) Sang Tiga Bhucari.

Baca Juga: Jumlah Covid-19 di Bali Rabu 7 Juli Naik 505 Orang Sehari, Total 52.828 Orang

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x