Industri Musik Korea Jadi Korban Pelanggaran Hak Cipta China

- 28 Mei 2021, 06:42 WIB
Industri musik Korea jadi korban pelanggaran hak cipta China.
Industri musik Korea jadi korban pelanggaran hak cipta China. /Tangkapan layar dari Korea Times

RINGTIMES BALI – Sebuah perusahaan China telah mengklaim bahwa mereka memiliki hak cipta lagu"Road", "Morning Tears" IU, "Good Person" Toy, dan "Waiting" Younha, dan telah mengumpulkan royalti secara ilegal.

Diketahui bahwa musisi dan perusahaan rekaman telah menerima royalti hak bertetangga saat rekaman mereka didistribusikan ke berbagai di platform.

Dilansir Ringtimesbali.com dari Korea Times, dalam kolom deskripsi konten YouTube "Morning Tears" IU berbunyi bahwa itu adalah lagu milik Qingchun Jilu Ce dan dinyanyikan oleh Huang Yiyun dan Chen Yajie di album Qingchun Jilu Ce.

Baca Juga: Pria asal Korea Selatan Dipenjara Karena Tulis Ulasan Palsu di Aplikasi Restoran

Dalam klaimnya menyatakan bahwa lagu tersebut memiliki lisensi untuk YouTube oleh Believe Music (atas nama Union Entertainment) dan 2 Music Rights Societies.

Union Entertainment sendiri berkantor pusat di Beijing. Menurut situs webnya mereka menjalankan bisnis distribusi musik internasional.

Setelah netizen Korea membuat penemuan kasus ini, sontak menjadi topik hangat di media sosial, sehingga pada hari Senin, deskripsi lagu yang disengketakan telah dihapus.

Baca Juga: YouTuber Korea Selatan Dituduh Sebarkan Hoaks Kematian Demi Konten

Selain Believe Music, ada beberapa label lain yang berbasis di China yang telah melanggar hak cipta dari artis Korea. Mislanya seperti Neighboring rights, EWway Music, Enjoy Music dan The Orchard Music.

Ternyata perusahaan China tersebut telah mendaftarkan lagu musisi K-pop yang belum didaftarkan oleh pemilik hak cipta asli karena berbagai alasan.

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x