Budi Daya Mangrove Sebagai Upaya untuk Mewujudkan Target NZE 2060

29 Mei 2023, 13:20 WIB
Ilustrasi bibit Mangrove. /PIXABAY/12019

RINGTIMES BALI- Dewan Energi Nasional (DEN) mengatakan bahwa, budi daya tanaman mangrove atau bakau, sebagai salah satu upaya guna mewujudkan target karbon netral atau disebut juga net zero emissions (NZE) pada 2060 mendatang.

Anggota DEN Satya Widya Yudha, dalam Festival Mangrove Jawa Timur ke-4 yang digelar di Pantau Cengkrong, Jawa Timur, mengatakan bahwa selain untuk memenuhi target NZE pada 2060, penanaman mangrove juga untuk menyerap CO2 yang mencemari udara.

“Di samping membangun energi bersih, perlu didukung upaya menyerap CO2 yang mencemari udara dengan memaksimalkan penanaman mangrove,” ucap Satya, dikutip dari Antara, Senin 29 Mei 2023.

Menurutnya, pengadaan festival tersebut sejalan dengan pidato Presiden RI Joko Widodo, pada COP 26, di Inggris, yang menyatakan bahwa Indonesia, akan mencapai NZE pada 2060 mendatang, atau bisa lebih cepat lagi.

Baca Juga: Kemenparekraf Dukung Pengurangan Emisi Karbon dengan Menanam Mangrove di Buleleng 

Hutan mangrove diketahui mampu menyimpan hingga lima kali lipat CO2, jika dibandingkan dengan hutan tropis lainnya.

Kemampuan dari hutan mangrove ini, yang menjadikannya penting dalam upaya penanganan perubahan iklim global.

Diperkirakan dengan luas hutan bakau sebesar tiga juta hektar, mampu menyerap emisi karbon sebesar 950 ton. Adapun karbon yang terserap, bisa dijadikan pendapatan tambahan negara, yakni melalui perdagangan karbon.

Selain mampu menyimpan karbon dalam jumlah yang besar, hutan mangrove mempunyai peran penting dalam melindungi pantai dari abrasi, menjadi tempat berlindung ikan dan kepiting, membantu mengatasi banjir kawasan pesisir, menyuburkan tanah, sehingga sebagai ekowisata.

Menurut data Badan Pusat Statistik per Desember 2021, luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 3,63 juta ha atau setara dengan 20,37 persen dari total dunia. Jumlah ini, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan hutan mangrove terluas di dunia.

Selain itu, Satya juga menambahkan bahwa berkaitan dengan revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN), pengembangan energi bersih, sudah seharusnya dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi lingkungan bersih.

Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan bersih, adalah upaya untuk menetralkan pengaruh emisi karbon CO2 di udara.

Hal tersebut karena, ekosistem yang bersih dan juga sehat mampu menjaga hidup manusia tetap bersih dan sehat.*** 

Baca Juga: Dukung Pemerintah Capai Net Zero Emission 2060, APLSI dan PwC Lakukan Diskusi Mekanisme Perdagangan Karbon

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler