RINGTIMES BALI – Korea Utara mengklaim telah melakukan uji coba drone serangan nuklir bawah laut yang mampu menimbulkan tsunami radioaktif.
Uji coba yang dilakukan Korea Utara pada Jumat, 24 Maret 2023 itu sebagai respons terhadap latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Korea Utara juga mengklaim bahwa latihan militer Korea Selatan dan Amerika Serikat dapat mengganggu situasi keamanan regional.
Dalam laporan kantor pusat Korea, disampaikan bahwa pengujian sistem pengiriman nuklir bawah laut merupakan tanggapan terhadap pelatihan yang dilakukan 'tetangganya'.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Dubes Palestina di Istana Kepresidenan Jakarta
“Drone serang bawah air nuklir ini dapat dikerahkan di pantai dan pelabuhan mana pun atau ditarik oleh kapal permukaan untuk operasi,” kata laporan itu.
“Drone tersebut memiliki misi untuk dapat menyusup secara diam-diam ke perairan operasional dan membuat tsunami radioaktif berskala super untuk menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut dan pelabuhan operasional utama musuh," tambahnya.
Kim Jong Un selaku Pemimpin Korea Utara secara pribadi mengawasi uji coba drone tersebut. Berdasarkan hasil laporan, Kim Jong Un tampak tersenyum saat uji coba dilakukan.
Kendati demikian, banyak pihak yang mempertanyakan klaim Korea Utara tersebut.
Baca Juga: Jumlah Penerbangan Internasional di Korea Selatan Alami Lonjakan hingga 70 Persen
"Drone bawah laut berkemampuan nuklir harus ditanggapi dengan skeptis," kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.
“Klaim Pyongyang tentang sistem senjata baru tidak sama dengan demonstrasi kemampuan yang kredibel,” tambahnya.
Analis Ankit Panda, dalam akun Twitter-nya pun menyoroti laporan Korea Utara tersebut.
“Tidak dapat dikesampingkan bahwa pengumuman itu adalah upaya penipuan/psyop,” kata Ankit Panda dikutip dari Channel News Asia.***