Puluhan Siswi di Iran Terkapar di Rumah Sakit Karena Keracunan

1 Maret 2023, 09:25 WIB
Ilustrasi puluhan siswi di Iran terkapar di rumah sakit karena keracunan. /Photograph: Twitter

RINGTIMES BALI -  Puluhan siswi di Iran terkapar di rumah sakit karena keracunan pada, Selasa 28 Februari 2023.

Sebuah Media di Iran melaporkan kasus keracunan ini sama dengan serangkaian insiden yang terjadi lebih dari lima bulan menjadi protes yang menyebar ke seluruh Iran atas kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun lalu.

Sekitar seratus kasus gangguan pernapasan telah dilaporkan dalam tiga bulan terakhir di kalangan siswi Iran, terutama di Kota Qom, selatan Teheran, dengan beberapa siswi membutuhkan perawatan rumah sakit.

Baca Juga: Mengerikan! Pasukan Elite Brazil Usir Mafia Pertambangan di Yanomami

Pemerintah Iran mengatakan bahwa serangan itu diyakini sebagai upaya disengaja untuk memaksa penutupan sekolah perempuan Khayyam di Kota Pardis, Provinsi Teheran.

Dilansir dari The Guardian, Rabu, 1 Maret 2023, keracunan ini terjadi sudah lebih dari lima bulan kasus inipun menyebar ke seluruh wilayah Iran. 

Beberapa siswa di sebuah sekolah perempuan di Borujerd dilarikan ke rumah sakit setelah insiden serupa, di kota barat dalam seminggu terakhir.

Dalam kasus ini Pemerintah Parlemen Iran melakukan pertemuan pada hari Selasa  28 Februari 2023 membahas dugaan serangan di hadapan menteri kesehatan, Bahram Eynollahi.

Baca Juga: Alasan Keamanan, Kanada Larang Aplikasi TikTok dari Perangkat Pemerintahan

Media Berita IRNA mengutip ketua parlemen, Mohammad Bagher Ghalibaf, yang mengatakan bahwa baik Qom maupun Borujerd berurusan dengan keracunan mahasiswa.

Pihak Kepolisian Iran sejauh ini belum menemukan bukti pasti atas peristiwa keracunan ini.

Seorang aktivis membandingkan mereka yang bertanggung jawab atas dugaan serangan itu dengan Taliban di Afghanistan dan Boko Haram di Sahel, yang menentang pendidikan anak perempuan.

"Pihak orang tua siswi yang terpapar dirumah sakit tersebut menuntut kejelasan dari pihak berwenang," ujar Media IRNA. 

Baca Juga: Mulai 1 Maret 2023, Hong Kong Cabut Aturan Wajib Gunakan Masker

Dalam hal ini juru bicara Pemerintahan Iran, Ali Bahadori Jahromi menyatakan secara tegas kementerian intelijen dan pendidikan sedang berusaha untuk menentukan penyebab keracunan tersebut. Hal ini dilakukan agar para orang tua siswi tersebut bisa tenang. 

Anggota parlemen yang mewakili Qom bernama Ahmad Amiri Farahani, mengecam dugaan serangan terhadap siswi itu sebagai "tindakan irasional", menekankan bahwa orang-orang di kota itu "mendukung pendidikan anak perempuan".***

Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler