Serukan Perdamaian Ukraina, Ribuan Orang Ikuti Demonstrasi di Berlin

26 Februari 2023, 15:48 WIB
The Brandenburg Gate is illuminated in the colours of the Ukrainian flag as people take part in a protest to mark the one-year anniversary of the Russian invasion of Ukraine, in Berlin, Germany, Feb. 24. Reuters-Yonhap /

RINGTIMES BALI – Dalam memperingati satu tahun invansi Rusia di Ukraina. Ribuan orang melakukan aksi demonstrasi di Berlin pada hari Sabtu, 25 Februari 2023 mereka menyerukan tentang menyerukan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang dan mengutuk tindakan pemasokan senjata Jerman ke Ukraina.

Salah satu penyelenggara aksi tersebut, Sahra Wagenknecht dari partai kiri yang merupakan anggota parlemen oposisi dan juga mantan komunis, mengatakan selama rapat umum bahwa tidak ada tempat bagi neo-Nazi, tetapi siapa pun yang menginginkan perdamaian "dengan hati yang jujur" akan diterima.

Banyak orang yang membawa plakat pada aksi protes tersebut yang mencerminkan posisi dari sayap kiri, beberapa peserta membawa spanduk dengan slogan "Amerika pulang" dan logo majalah sayap kanan. Bahkan ada beberapa orang mengibarkan bendera Rusia.

Baca Juga: Jumlah Korban Melebihi 50 Ribu Jiwa, Pemerintah Turki Perluas Penyelidikan Terhadap Bangunan yang Runtuh

Wagenknecht menuduh pemerintah Jerman berusaha untuk "menghancurkan Rusia", dan mengatakan bahwa Moskow harus diberi "tawaran" untuk melanjutkan pembicaraan damai. Penyelenggara lainnya, yaitu penulis feminis terkemuka Alice Schwarzer, mengatakan “sudah waktunya untuk melihat ke kiri dan ke kanan.”

Para pengunjuk rasa mencemooh setiap kali Schwarzer dan Wagenknecht menyebut nama Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang sangat mendukung pengiriman senjata ke Ukraina. 

Menurut data dari kepolisian menunjukan bahwa sekitar 13.000 orang yang ikut serta dalam unjuk rasa di Gerbang Brandenburg yang merupakan ikonik di Berlin, tetapi dari pihak penyelenggara aksi tersebut mengklaim bahwa ada sebanyak 50.000 orang yang turut berpartisipasi. 

Baca Juga: Menteri PPPA Janji Bantu Tingkatkan Fasilitas di Taman Bermain Anak

Konstantin Schneider, yang merupakan seorang akademisi dari Berlin, mengakui ia sebenarnya telah memahami bahwa negara-negara di Eropa Timur takut dengan Rusia.

"Tentu saja Presiden Rusia Vladimir Putin bodoh karena menyerang Ukraina," katanya dikutip dari laman Koreatimes.co.kr. 

"Tapi kita masih perlu menemukan solusi baru dalam perang ini daripada mengatakan tidak ada yang perlu dinegosiasikan," tambahnya.

Baca Juga: Wajah Sang Maestro Didi Kempot Tampil di Google Doodle Hari Ini, Simak Alasannya Disini!

Sebelumnya, di lokasi yang sama terdapat pula aksi serupa. Pada hari Jumat, 24 Februari 2023 aksi tersebut merupakan sikap sebaliknya yang dimana sekitar 10.000 orang melakukan protes untuk mendukung Ukraina. 

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini bahwa dia tidak melihat prospek pembicaraan damai saat ini. 

"Kita perlu memahami bahwa presiden Rusia saat ini hanya menerima satu bentuk negosiasi, yaitu Ukraina menyerah tanpa syarat dan dia mencapai semua tujuannya," kata Scholz kepada penyiar publik ZDF.***

Cek berita Internasional lainnya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

 

 

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler