Terjadi Inflasi, Pengangguran Perburuk Kesulitan Ekonomi di Korea

23 Februari 2023, 18:20 WIB
Ilustrasi kondisi ekonomi di Korea yang sedang mengalami inflasi dan diperburuk dengan naiknya angka pengangguran. /Reuters/

RINGTIMES BALI - Tingkat tekanan ekonomi yang dirasakan oleh warga Korea telah memburuk dengan cepat, karena campuran dari inflasi tinggi dan pengangguran memberikan pukulan bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Data yang dirilis pada hari Rabu, 22 Februari 2022 oleh Rep. Kim Hoi Jae dari oposisi utama Partai Demokrat Korea (DPK), indeks kesengsaraan ekonomi diukur dengan cara kesejahteraan finansial warga suatu negara dihitung dengan menambahkan tingkat inflasi yang disesuaikan.

Tingkat pengangguran berdiri di angka 8,8 persen pada bulan Januari. Indeks tersebut, disusun oleh Badan Statistik Korea, dan menjadi level tertinggi untuk bulan Januari sejak Juni 1999 ketika badan statistik mengadopsi cara baru untuk mengumpulkan data yang relevan.

Baca Juga: Inggris di Tengah Badai Strikes Out, Ekonomi Lumpuh?

Dikembangkan oleh ekonom AS Arthur Okun pada 1960-an, indeks menilai dampak biaya hidup yang tinggi dan tingkat pengangguran yang tinggi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Data bulan lalu muncul saat inflasi naik ke level tertinggi tiga bulan sebesar 5,2 persen di bulan Januari, setelah tumbuh masing-masing sebesar 5 persen di bulan November dan Desember.

Tingkat pengangguran berada di 3,6 persen bulan lalu, karena warga yang sudah bekerja tumbuh pada laju paling lambat dalam 22 bulan dan jumlah pengangguran melampaui angka 1 juta untuk pertama kalinya sejak Januari 2022.

Baca Juga: Perang Ukraina: Kepala PBB Antonio Guterres Mengutuk Invasi Rusia.

"Pada bulan Januari, biasanya ada lebih banyak orang tanpa pekerjaan daripada sisa tahun ini," kata Lee Sang-ho, kepala tim kebijakan ekonomi di Korea Economic Research Institute (KERI).

"Tetapi meskipun demikian, indeks 2023 dipandang serius karena inflasi tampaknya sedang naik dan dengan demikian dapat merusak pasar kerja di bulan-bulan tersebut maupun yang akan datang," sambungnya.

Lee mencatat angka inflasi Januari mengalahkan ekspektasi pemerintah bahwa pertumbuhan harga konsumen akan meruncing dan akhirnya turun ke kisaran target 2023 sebesar 3 persen. 

Baca Juga: Turis Cancel Wisata ke Ukraina, Devisa Semakin Turun

Ditanya apakah indeks kesengsaraan ekonomi bisa menjadi lebih buruk, Joo Won, wakil direktur Hyundai Research Institute, mengatakan, "Kemungkinan seperti itu tidak boleh dikesampingkan."

Dia menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan telah melambat selama delapan bulan berturut-turut sejak Januari, sementara biaya hidup dikhawatirkan akan terus meningkat.

Harga listrik dinaikkan ke level tertinggi dalam empat dekade sebesar 9,5 persen pada bulan Januari, sementara harga gas akan naik mulai bulan April. Selain itu, Seoul dan kota-kota besar lainnya berencana menaikkan tarif angkutan umum pada paruh kedua tahun ini. 

Baca Juga: Turki Kembali Diguncang Gempa 6,2 SR, Indikasi Turis Asing Menghindarinya?

Kenaikan yang direncanakan akan dilaksanakan musim semi ini, tetapi untuk sementara ditunda karena kebutuhan mendesak pemerintah untuk menjinakkan inflasi. 

Indeks kesengsaraan ekonomi tertinggi sepanjang masa ditetapkan pada Juli 2022 sebesar 9,2 persen. Indeks tersebut berdiri pada 9,1 persen masing-masing untuk Februari dan Maret 2001, 9 persen pada Mei 2001, Juli 2008 dan Juni 2022, dan 8,9 persen pada April 2001.***

Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Sumber: koreatimes.co.kr

Tags

Terkini

Terpopuler