RINGTIMES BALI – Pemerintah Provinsi Jawa Barat membentuk program Desa Digital untuk mengatasi kesenjangan arus informasi dan teknologi.
Program tersebut didukung oleh Lintasarta yang merupakan perusahaan di bidang ICT (Information and Communication Technology) dan berdiri sejak 1988.
Lebih jelasnya, Lintasarta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa internet, komunitasi data, dan IT Service.
Baca Juga: CEO PRMN Jadi Pembicara di Seminar SPS 2022, Bagikan Rahasia Sukses Bisnis Media
Dukungan Lintasarta terhadap Program Desa Digital diwujudkan dengan disediakannya di lebih dari 140 desa yang tersebar di 15 kabupaten di Jawa Barat dengan infrastruktur dan jaringan internet.
Tidak hanya itu, menurut General Manager Central Indonesia Regional Lintasarta, Choirul Friyuna bahwa dukungan yang diberikan Lintasarta tidak hanya dengan penyediaan infrastruktur.
“Program ini berkelanjutan, dukungan tidak hanya penyediaan infrastruktu, tapi juga melalui kegiatan pelatihan kader TIK desa melalui program CSR Lintasarta Mengajar. Pelatihan yang diberikan mulai dari pengetahuan, pembangunan dan perawatan menara, hingga pemanfaatan jaringan internet bagi masyarakat desa,” ujarnya dalam kutipan resmi pada Selasa, 26 Oktober 2021 lalu.
Baca Juga: Indonesia Resmi Presidensi G20, Lintasarta: Siap Sukseskan Pemerataan Akses Digital Wilayah 3T
Perlu diketahui bahwa, sebelumnya Lintasarta terlah memberikan pelatihan kepada para kader untuk mengetahui tentang dasar-dasar pengembangan website dan juga dasar tentang pemasaran atau marketing.
Pelatihan marketing yang diberikan mencakup tentang dasar-dasar penulisan atau copywriting, teknik dasar fotografi, dan juga strategi pemasaran melalui kanal media sosial.
Choirul juga menjelaskan tentang harapan terhadap Sumber Daya Manusia atau SDM yang telah mendapatkan pelatihan untuk mampu mengelola secara mandiri infrastruktur jaringan yang telah diberikan.
Baca Juga: Soal Try Out IPA Kelas 6 SD MI Materi Rangkaian Listrik Dilengkapi Kunci Jawaban dan Pembahasan
Tidak hanya itu, ia juga berharap kemampuan yang telah dimiliki setelah pelatihan, akan mampu mendorong masyarakat untuk membentuk manajemen usaha dengan memasarkan potensi daerah dan desa-desa di 15 kabupaten tersebut.
Selain itu, dari penjelasannya disebutkan bahwa Lintasarta tengah berusaha untuk selalu melakukan pengembangan konten serta aplikasi Smart City yang diyakini mampu mendukung potensi desa mandiri dan dapat meningkatkan awareness dari pihak luar terhadap potensi yang dimiliki daerah tersebut.
Dalam penjelasannya, Choirul juga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan Program Desa Digital ini dukungan, pantauan serta pengawalan akan terus dilakukan bersama Dinas Pengembangan Masyarakat Desa dan Diskominfo.
Baca Juga: Erick Thohir Tingkatkan Terminal LNG dan Galangan Khusus Yacht Dukung Pemulihan Ekonomi Bali
“Dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan dan antusiasme masyarakat desa saat implementasi pemasangan jaringan menjadi penyemangat untuk kami agar dapat terus ikut berkontribusi dalam pelaksaan Desa Digital,” katanya.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Direktur Utama Llintasarta, Arya Damar bahwa untuk mewujudkan Program Desa Digital harus mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak dan seluruh pemanku kepentingan.
“Bicara digitalisasi tentu harus secara keseluruhan, mencakup digitalisasi infrastruktur, pemerintah dan masrayarakat. Seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk memperoleh solusi dalam mengembangkan perekonomian daerah,” begitu tegas Arya.
Baca Juga: Pertalite Resmi Jadi BBM Khusus Penugasan, Pertamax Melambung Jadi Rp16.000
Tak berhenti di sana, Arya turut menyebutkan tentang penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerah, yakni:
- Penggunaan QRIS untuk pembayaran tanpa kontak fisik.
- e-Perizinan
- e-Planning
- e-UMKM
- e-Tourism, dan
- e-Farmer.
Aplikasi atau program teknologi digital yang berbasis internet tersebut merupakan cerminan atas penerapan Smart City menurutnya.***