Makna Banten Segehan dalam Persembahyangan Umat Hindu, Dilengkapi Ucapan Doa dan Artinya

25 Januari 2022, 21:37 WIB
Makna Banten Segehan dalam Persembahyangan Umat Hindu. /pixabay

RINGTIMES BALI - Saat Kajeng Kliwon atau kliwon, segehan dihaturkan di tiga tempat berbeda yakni di halaman sanggah atau mrajan, halaman rumah dan di depan pekarangan rumah.

Segehan adalah perwujudan sradha bhakti kepada Hyang Siwa yang telah mengembalikan Sang Tiga Buchari sehingga keseimbangan alam niskala terjadi.

Kata segehan berasal dari kata sega yang berarti nasi yang dalam bahasa Jawa disebut sego. Hal ini yang membuat banten segehan isinya didominasi nasi dalam berbagai bentuk.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 3 SD MI Halaman 30 32 33 35 36, Pakaian Daerah dan Teknologi Pangan

Wujud banten segehan berupa alas taledan (daun pisang, janur), diisi nasi, beserta lauk pauknya yang sangat sederhana yakni bawang merah, jahe dan garam.

Selain itu juga dipergunakan juga api takep (dari dua buah sabut kelapa yang dicakupkan menyilang, sehingga membentuk tanda + atau swastika), bukan api dupa, disertai beras dan tetabuhan berupa air, tuak, arak serta berem.

Selain itu segehan juga biasanya dihaturkan setiap hari atau pada saat rerahinan tertentu bergantung pada adat kebiasaan tempat tinggal umat.

Penyajiannya diletakkan dibawah pelinggih atau sudut- sudut natar Merajan, Pura, halaman rumah, didepan pintu gerbang, pertigaan, perempatan jalan dan sebagainya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 3 SD MI Tema 7 halaman 22, 23, Teks Hasil Teknologi Pangan

Segehan dihaturkan atau disuguhkan kepada para Bhutakala agar tidak mengganggu dan juga Ancangan Iringan Para Bhatara dan Bhetari, yang merupakan akumulasi dari limbah atau kotoran yang dihasilkan oleh pikiran, perkataan dan perbuatan manusia dalam kurun waktu tertentu.

Dengan sarana ini diharapkan dapat menetralisir dan menghilangkan segala pengaruh negatif baik untuk diri atau lingkungan umat.

Selain itu bisa melambangkan harmonisnya hubungan manusia dengan semua ciptaan Tuhan (palemahan), dimana segehan dan caru banyak disinggung dalam lontar Kala Tattva, lontar Bhamakertih, dan Susastra Smerti.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 8 Halaman 104 105, Upaya Menjaga Sistem Ekskresi

"Setiap kepala keluarga hendaknya melaksanakan upacara Bali (suguhan makanan kepada alam) dan menghaturkan persembahan di tempat - tempat terjadinya pembunuhan, seperti pada ulekan, sapu, kompor, asahan pisau, dan talenan. (Manavadharmasastra)"

Berikut beberapa jenis segehan yang dihaturkan umat Hindu:

1. Segehan Kepel Putih

Segehan kepel putih ini merupakan segehan yang paling sederhana dan biasanya dihaturkan setiap hari.

2. Segehan Putih Kuning

Biasanya segehan putih kuning ini di haturkan di bawah pelinggih adapun doanya sebagai berikut :

Om Sarwa Bhuta Preta Byo Namah.
Artinya :
Hyang widhi ijnkanlah hamba menyuguhkan sajian kepada Bhuta Preta seadanya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 7 Halaman 94 95 Semester 2, Pembahasan Terbaru 2022 No 1-5 Pilihan Ganda

3. Segehan Manca Warna ini terdiri dari lima macam warna nasi warna putih ditempatkan ditimur, warna merah diselatan, warna kuning dibarat, warna hitam diutara dan yang brumbun atau campuran dari ke empat warna nasi itu diletakan ditengah.

Segehan panca warna itu biasanya di letakkan atau dipersembahkan di natar merajan, halaman rumah, pintu keluar masuk pekarangan (lebuh pemeda­l) atau dipertigaan, perempatan jalan dsb. Adapun doa dari segehan manca warna ini adalah :

Om Sarwa Durga Preta Byo Namah.
Artinya :
Hyang Widhi Ijinkanlah hamba menyuguhkan sajian kepada Durga Preta seadanya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 2 SD MI Tema 6 Subtema 2 Halaman 87, 88, 89, Menyusun Kalimat dengan Benar

Setiap menghaturkan segehan lalu disirati dengan tetabuhan, tetabuhan ini bisa menggunakan air, tuak,  brem, dan arak.

Dengan cara dituang mengelilingi segehan yang dihaturkan, dan ketika menyiratkan
kita ucapkan doa :

Om Ibek Segar, Ibek Danu, Ibek Bayu, Premananing Hulun.
Artinya :
Hyang Widhi semoga hamba di berkahi bagaikan melimpahnya air laut, air danau, dan memberi kesegaran jiwa dan
batin hamba.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Tags

Terkini

Terpopuler