Seorang Ahli Klaim Bisa Temukan Pesawat MH370 dengan Teknologi WSPR

22 Desember 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi Seorang Ahli Klaim Bisa Temukan Pesawat MH370 dengan Teknologi WSPR /Malaysian Reserve

RINGTIMES BALI – Hilangnya pesawat MH370 pada 7 tahun silam masih menyisakan misteri, spekulasi, hingga klaim dari para ahli terkait kejadian tersebut. 

Pesawat MH370 menghilang dari radar setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur dan berbelok U yang tidak searah dari jalur penerbangan yang direncanakan. 

Tujuh tahun kemudian, beberapa penyelidik percaya bahwa kapten pesawat atau pilotnya telah membuat serangkaian gerakan zig-zag di lalu lintas udara dan menghindari sistem radar. 

Dilansir dari laman thesun.co.uk pada Rabu, 22 Desember 2021 berikut bahasan selengkapnya :  

Seorang insinyur bernama Richard Godfrey mengklaim bahwa dia bisa menggunakan program komputer untuk menemukan pesawat MH370 yang berada dalam posisi holding pattern selama 20 menit sebelum menghilang. 

Richard Godfrey sebelumnya telah berhasil melacak jalur penerbangan Pesawat Boeing 777 yakni pesawat yang mempunyai kemiripan dengan pesawat MH370, dengan menggunakan WSPRnet yang menggunakan sinyal radio.

Dengan adanya teknologi tersebut ia juga mengklaim bahwa dirinya telah membuat terobosan besar dalam dunia kedirgantaraan.

Baca Juga: Jatuhnya Pesawat MH370 Masih Menyimpan Teka-teki, Godfrey Andalkan Pengalaman Melacak Air France 447

Richard Godfrey mengatakan bahwa pesawat MH370 dalam posisi holding selama sekitar 22 menit di dekat garis pantai Sumatera, Indonesia.

Holding adalah prosedur menunggu yang dilakukan oleh pesawat di udara dengan cara berputar-putar di Holding Area yang sudah ditentukan oleh ATC (Air Traffic Controller).

Godfrey mengatakan dengan menggunakan teknologi yang bernama WSPRnet dia dapat melacak keberadaan semua pesawat yang hilang, sejak awal ia memulai hingga tahun 2009.

Insinyur itu juga mengklaim bahwa ia akan melacak pesawat MH370 ke tempat peristirahatan terakhirnya pada akhir bulan November lalu.

"Apa yang saya temukan, tanpa mencarinya, adalah bahwa MH370 memasuki pola holding trek balap sekitar pukul 19:12 UTC.”, ucap Richard Godfrey.

“Saya terkejut mengetahui bahwa MH370 tidak hanya memasuki pola holding tetapi pola holding itu berlangsung sekitar 22 menit hingga 19:34 UTC. Saat memasuki holding pattern MH370 berjarak 150 mil laut dari pantai Sumatera dan 40 mil laut dari Busur ke-2.”, tambahnya.

Godfrey juga mengatakan bahwa terdapat sejumlah teori seputar hilangnya pesawat, termasuk dugaan bahwa pilot Zaharie Ahmad Shah (pilot pesawat MH370 pada saat itu, yang berusia 53 tahun) telah sengaja melakukan pembunuhan massal atau bunuh diri. Klaim Godfrey tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dan pro-kontra.  

Baca Juga: Misteri Hilangnya Pesawat MH370 Milik Malaysia Airlines Setelah 7 Tahun, Kemungkinan Akan Segera Terungkap

Insinyur kedirgantaraan Inggris tersebut juga mengatakan bahwa jika tujuan pilot adalah membuat MH370 menghilang tanpa jejak, lalu mengapa membuang bahan bakar dengan pola holding dan mengapa tidak langsung menuju ke daerah paling terpencil di Samudra Hindia tanpa penyimpangan. 

Richard Goldfrey kemudian membahas klaim tentang Shah (pilot MH370) yang dianggap mensimulasikan suatu penerbangan yang mana ia menerbangkan pesawat ke Samudra Hindia sampai pada kondisi pesawat yang dinaikkinya kehabisan bahan bakar. 

Godfrey juga mengungkapkan hasil analisis oleh Victor Iannello dan Yves Guillaume dari data simulator Microsoft Flight yang ditemukan pada sebuah komputer penerbangan yang menunjukkan bahwa Zaharie Shah mensimulasikan satu penerbangan dari Kuala Lumpur melalui Selat Malaka ke titik kehabisan bahan bakar di Samudra Hindia selatan. 

Ternyata sejak tahun 2014 telah ditemukan 33 buah keping puing pesawat MH370 di enam negara termasuk Afrika Selatan dan Madagaskar yang diyakini para ahli bahwa membuktikan pesawat itu jatuh ke Samudra Hindia. 

Pencarian dengan skala penuh yang terakhir dilakukan untuk pesawat MH370 pada tahun 2018 oleh perusahaan robotika Ocean Infinity. Pencarian tersebut menggunakan kendaraan bawah air tak berawak yang dapat menjangkau daerah hampir 50.000 mil persegi di lautan dimana diduga pesawat MH370 berada namun tidak berhasil menemukan apapun. 

Teknologi Weak Signal Propagation Reporter (WSPR) yang disebutkan oleh Godfrey diawal tadi, yakni teknologi yang sekarang digunakan untuk menghitung secara akurat lokasi akhir pesawat MH370 sebelum menghilang. 

WSPR adalah jaringan sinyal radio yang memungkinkan pesawat dapat dilacak saat mereka meluncurkan ‘tripwires digital’ yang tak terlihat dan dapat mengungkapkan posisi mereka. 

Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Ungkap Kondisi Pemain Jelang Laga Putaran Kedua

Uji coba ekstensif dari teknologi baru tersebut dapat melacak data historis sinyal radio yang menabrak pesawat, dan telah membuat para ahli percaya bahwa hal itu bisa mengasah area pencarian bawah air dengan lebih spesifik. 

Menanggapi berita tentang uji coba WSPR yang sukses, tim Ocean Infinity telah mengungkapkan bahwa mereka terbuka untuk melanjutkan pencarian pesawat MH370. "Kami selalu tertarik untuk melanjutkan pencarian apakah sebagai hasil dari informasi baru atau teknologi baru," kata seorang juru bicara dari Ocean Infinity.***

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler