China Disebut Terbangkan Senjata Penghancur Satelit, AS Cemas

29 Oktober 2021, 15:50 WIB
Ilustrasi, China baru-baru ini telah menerbangkan senjata yang diduga kuat bisa menghancurkan satelit musuh, hal ini membuat AS khawatir /Pixabay/ Alexas_Fotos


RINGTIMES BALI -
China dilaporkan tengah mengembangkan satelit yang disebut berbahaya di luar angkasa sehingga membuat Amerika Serikat (AS) khawatir.

Seperti yang dikutip dari Asia Times, China dilaporkan telah menerbangkan satelit bernama Shijian 21 yang difungsikan untuk mengontrol sampah antariksa. Namun, AS menduga satelit ini dapat difungsikan untuk menghancurkan satelit lain.

Perusahaan milik negara, China Aerospace Science and Technology Corp, mengatakan bahwa satelit itu bukanlah senjata. satelit itu digunakan untuk mendemonstrasikan teknologi untuk mengurangi dan menetralisir sampah yang ada diluar angkasa.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, China Kembali Lockdown

Sementara itu, dari data milik militer AS mengatakan bahwa Shijian 21 berada di ketinggian 35 ribu di atas Bumi.

Komandan US Space Command, Jenderal James Dickinson, pada April silam telah curiga Bahwa satelit tersebut sebenarnya adalah upaya China untuk mencapai superioritas di angkasa serta dapat digunakan untuk menghancurkan satelit lain kapan saja.

Salah satu obyek yang menonjol adalah satelit China adalah shijian dilengkapi dengan lengan robotika yang bisa digunakan untuk menangkap satelit lain.

Baca Juga: Presiden Xi Jinping Janji China Akan Jaga Perdamaian Dunia

Pakar dari India Vinayak Bhat juga mengatakan hal yang sama, Teknologi lengan robotika ini memiliki dua kegunaan.

Bisa dimanfaatkan sebagai senjata untuk menangkap atau menghancurkan satelit. Hal ini mengindikasikan bahwa China berniat untuk memiliterisasi antariksa.

Berbagai macam perkembangan dari China membuat AS semakin waspada, terutama soal rudal hipersonik.

Jenderal top militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, memberikan konfirmasi resmi pertama dari AS kepada televisi Bloomberg soal uji coba senjata hipersonik China dan itu sangat mengkhawatirkan. ***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Asia Times

Tags

Terkini

Terpopuler