545 Dokter dan 445 Perawat Indonesia Gugur hingga 17 Juli 2021

18 Juli 2021, 19:24 WIB
Nakes Garda Terdepan Penanganan Covid-19. per 17 Juli 2021 tercatat 545 dokter dan 445 perawat meninggal dunia saat berjuang menghadapi pandemi Covid-19. /ANTARA/Muhammad Adimaja

RINGTIMES BALI – Sebanyak 545 dokter di Indonesia dinyatakan meninggal dunia hingga 17 Juli 2021.

Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Mahesa Paranadipa menyatakan, angka kematian bulan Juli melebihi jumlah kematian bulan Juni lalu.

“Total kematian dokter saat ini 545 sejawat dokter (per 17 Juli 2021,” jelas dia, dikutip dari Antara, Minggu 18 Juli 2021.

Baca Juga: Seorang Dokter Sebut 23 Jam Sebelum Meninggal, Orang Akan Dapat Sinyal Kematian

Berdasarkan wilayah, dokter di Provinsi Jawa Timur menempati urutan tertinggi, yakni sebanyak 110 orang, DKI Jakarta 83 orang, Jawa Tengah 81 orang, Jawa Barat 76 orang, dan Sumatera Utara 38 orang.

Sementara itu, berdasar jenis kelamin, dokter laki-laki menempati urutan tertinggi yang meninggal dunia yakni sebanyak 84 persen atau 453 orang.

Penyebab tingginya angka kematian dokter laki-laki karena tugas mereka di area isolasi Covid-19, meskipun banyak juga dokter berjenis kelamin perempuan yang bertugas.

Baca Juga: Bantah Ditangkap Polisi, Ratu Entok: Perawat Supaya Lebih Manusiawi Melayani Rakyat

IDI menyampaikan bahwa dari sisi spesialisasi, dokter umum menempati posisi tertinggi yang meninggal dunia yakni 292 orang.

Selanjutnya adalah dokter spesialis sebanyak 241 orang yang diantaranya meliputi dokter spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, bedah, anestesi dan THT-KL.

Selain itu, berdasarkan data per 18 Juli 2021 dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyebutkan ada 7.392 perawat terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga: Isu Kriminalisasi Tenaga Kesehatan di Sumut, Muncul Petisi 'Jangan Kriminalisasi Nakes'

Perawat yang dinyatakan suspek berjumlah 309 orang dan yang dinyatakan gugur mencapai 445 orang.

Mahesa juga menyoroti lonjakan pasien Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir yang menyebabkan tenaga Kesehatan mendapat beban pekerjaan berlebihan.

Mahesa mengkhawatirkan akan muncul potensi kelelahan pada tenaga Kesehatan yang akan berimbas pada penurunan imun.

Baca Juga: Konflik Sosial dan Chaos Rawan Terjadi Jika PPKM Darurat Diperpanjang

“Tim Mitigasi PB IDI sudah memberikan pedoman terkait perlindungan dokter. Namun, walaupun sudah sebagian besar tenaga dokter divaksinasi sampai suntikan kedua, tapi karena lonjakan pasien yang tinggi menyebabkan overload beban kerja,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi kondisi terburuk, diperlukan upaya untuk mengedukasi masyarakat untuk mematuhi protokol Kesehatan, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan membatasi bepergian dan menghindari kerumunan.

IDI juga menyatakan percaya dengan pemerintah yang mengambil kebijakan untuk tetap melindungi dan berupaya menyelamatkan rakyat Indonesia.***

Editor: Rani Purbaya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler