Network
RINGTIMES BALI - Gelar Doktor Refly Harun dipertanyakan oleh Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir.
Ia menyindir keras pendapat ahli hukum tata negara itu yang mengatakan demonstrasi meminta presiden mundur bukan sebuah makar.
Keheranan Inas akan gelar doktor yang disandang Refly selama ini dari istilah 'makar' yang disebut Refly bukan penyimpangan.
Baca Juga: Ini Tiga 'Putra Mahkota' Jokowi yang Diramal Refly Harun Berpeluang Maju di Pilpres 2024
"Menurut Refly bahwa jika ada demonstrasi yang sekadar meminta presiden bertanggung jawab dan mundur bukanlah makar, tapi jika permintaan mundur tersebut dilakukan dengan cara memaksa dengan kekerasan, maka jelas bahwa itu tindakan makar, mosok begitu aja Refly enggak tahu? Untuk apa dong gelar doktornya?" ungkap Inas Nasrullah Zubir.
Pasalnya, gelar doktor Refly seakan percuma bila pemahaman tentang politik yang dimiliki masih terlalu sempit.
Untuk itu, Inas menilai pembelaan diri Refly yang menyimpangkan istilah makar bisa disebabkan adanya kegundahan hati terhadap momen 2024 yang sudah mulai riuh tekad dari pendukung Presiden Jokowi.
Baca Juga: Ini Kata Refly Harun Soal Jaksa Pinangki Sirna Malasari, Keluar Negeri 9 Kali Pakai Uang Pribadi ?
"Sehingga dia (Refly Harun-red) gundah ketika para pendukung Pak Jokowi yang bertekad mengamankan Jokowi hingga 2024," jelas Inas, sebagaimana dimuat dalam artikel sebelumnya di PikiranRakyat-Cirebon.com dengan judul "Gelar Doktor Refly Harun Dipertanyakan, Hanura: Penyimpangan Istilah Makar Bukti Pemahaman Sempit" yang dikutip dari Warta Ekonomi, melalui sindikasi Okezone.
Apalagi, selama ini pendukung Jokowi tersebut bukan sekadar pendukung.
