RINGTIMES BALI - Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955 merupakan proses awal lahirnya GNB.
KAA diselenggarakan pada tanggal 18 - 24 April 1955 dan dihadiri oleh 29 Kepala Negara dan Kepala Pemerintah dari benua Asia dan Afrika yang baru saja merdeka.
KAA ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendalami masalah-masalah dunia waktu itu dan berupaya menformulasikan kebijakan bersama negara-negara baru tersebut pada tatanan hubungan internasional.
Baca Juga: Akhir Perang Dunia II Jatuhnya Berlin di Tangan Uni Soviet
GNB berdiri saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd, Yugoslavia, 1 - 6 September 1961. KTT I GNB dihadiri oleh 25 negara
Tujuan dari organisasi ini adalah untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan, dan keamanan.
Perhatian GNB pada masalah-masalah terkait dengan pembangunan ekonomi negara berkembang, pengentasan kemiskinan dan lingkungan hidup, telah menjadi fokus perjuangan GNB di berbagai forum internasional pada dekade 90-an.
Baca Juga: Mengenang Peristiwa 30 Agustus 2007, Soeharto VS Time Inca
Selaku ketua GNB waktu itu, Indonesia juga menghidupkan kembali dialog konstruktif Utara-Selatan berdasarkan saling ketergantungan yang setara (genuine interdependence), kesamaan kepentingan dan manfaat, dan tanggung jawab bersama.
Ada 5 pilar yang digunakan sebagai pedoman, hal ini digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Berikut 5 prinsip tersebut :