Tiba-tiba muncul angin kencang dan menghempaskan perahu yang mereka tumpangi. Ketiganya tercebur ke laut, 2 orang berhasil menyelamatkan diri dan 1 orang dalam upaya pencarian” jelas Nyoman.
Pihaknya langsung memberangkatkan satu regu beserta peralatan lengkap seperti Satu Unit Rescue Car dan Rescue Carrier, Satu Unit RIB (Rigid Inflatable Boat), APD Covid-19, 2 Set Alat Selam dan Peralatan SAR Air dan Peralatan Pendukung Lainnya untuk menggelar Operasi SAR.
“Pencarian sekitar Segara Anakan, kami bahkan menurunkan tim selam untuk pencarian, sejak pukul 08.00 hingga 10.55. Basarnas dan Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban dalam kondisi sudah menjadi jenazah," katanya.
Baca Juga: Empat Orang Karyawan Pabrik Rokok di Denpasar Asal Gianyar Terkonfirmasi Positif Covid-19
Sebelumnya pada Senin 11 Juli 2020 pekan lalu, ombak pasang juga menyebabkan perahu yang diawaki dua orang anak buah kapal terbalik, dan tenggelam di Perairan Jetis Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
"Satu dari dua nelayan hilang selama dua hari. Korban bernama Yasikin (30) warga Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen ditemukan dalam kondisi sudah meninggal. Evakuasi korban dilakukan dengan standar protokol kesehatan," terangnya.
Tim SAR terdiri dari unsur SAR gabungan meliputi Basarnas KPP Cilacap, Polairud Cilacap, Polsek Cilacap Tengah, Koramil Cilacap Tengah, Cilacap Rescue, Rapi Cilacap, PMI Cilacap, MTA Cilacap, Bagana Cilacap.
Baca Juga: Mantaf Napi Pemerkosa dan Kekerasan Anak Akan Dipindahkan ke LP Nusakambangan
I Nyoman menambahkan, sejak Januari hingga Juli, terjadi 26 peristiwa kecelakaan di laut dan sungai di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kebumen hingga Purworejo. Menyebabkan 26 orang meninggal. Peristiwa terbanyak terjadi di Cilacap dan Purworejo.
Diakui tingginya angka kecelakaan laut selatan karena cuaca buruk, terjadi karena pengaruh angin timuran. Selama masa pancaroba berhembus angin timuran yang menyebabkan terjadinya gelombang pasang. Akibat ombak tinggi pengaruh terjadinya cuaca.