4 Langkah Meneliti Konten yang Mengandung Hoaks dan Kepalsuan

- 2 Februari 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi stop berita palsu untuk menghindari hoax.
Ilustrasi stop berita palsu untuk menghindari hoax. /Freepik/freepik

RINGTIMES BALI –  Berita hoaks sekarang bisa tersebar dengan mudah selaras dengan mudahnya pengguna internet membagikan cerita atau unggahan di media sosial. Menelaah berita palsu dapat dihindari agar tidak memunculkan kekhawatiran ataupun respon negatif.

Ketika dahulu seseorang diharuskan membaca buku dengan catatan kaki yang jelas, maka buku tersebut dapat dipercaya. Susahnya mencari, membuat, dan menulis buku adalah salah satu hambatan pada zamannya.

Hari ini, mudahnya mengakses informasi melalui internet membuat banyak orang lebih sering membaca berita ataupun informasi dari layar gawai. Namun, tidak semua berita yang ada di internet menyampaikan kebenaran.

Baca Juga: 1.387 Kasus Hoaks, Kominfo Mengimbau Masyarakat Agar Waspada dengan Berita yang Beredar

Dunia daring penuh dengan hoaks, propaganda, kalimat persuasif, informasi yang tidak tepat, dan bahkan kebohongan yang disengaja terbalut seperti kenyataan dan aktual sebagai lelucon maupun kejahatan.

Tapi untuk menghindari hal tersebut, seorang pengguna internet memang harus memiliki tingkat ketelitian yang lebih dalam melakukan cek pada sebuah informasi ataupun berita untuk mengetahui kebenaran konten tersebut.

1. Ketahuilah bagaimana cara kamu menemukannya

Cobalah untuk melacak bagaimana informasi tersebut bisa sampai berada di hadapanmu. Adanya fitur ‘teruskan’ di berbagai media memang memudahkan untuk membagikan informasi.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembuat dan Pengguna Surat Swab Palsu

Namun masih ada hal yang tidak hilang dari fitur tersebut, yaitu asal informasi dan berita. Pastikan laman yang menulis konten tersebut adalah laman yang dipercaya dan kredibel.

2. Pahami tanggapan kamu saat melihatnya

Konten yang memuat berita dan informasi palsu biasanya memiliki tujuan untuk menghasut, membuat pembaca kesal, takut, dan berupanya agar konten tersebut dibagikan oleh yang merasakannya.

Jika memang ada konten seperti itu, memahami reaksi dari diri sendiri adalah sesuatu yang tepat. Biasakan untuk tidak selalu merasa percaya dengan informasi yang kamu baca.

Baca Juga: Beredar Link Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12 Dapat Uang Rp600 Ribu, Hoaks atau Fakta

Hal ini supaya terhindar dari perasaan dan emosi sesaat yang membuat kamu membagikan ulang konten tersebut.

Konten yang menarik perasaan dan pikiran pembacanya akan lebih mudah mendapatkan unggahan ulang, suka, dan komentar positif.

Begitupun konten yang negatif akan mendapatkan hal yang sama walaupun dengan kesan negatif.

Baca Juga: Hoaks! Tidak Ada Internet Gratis dari Pemerintah, Ketua Mafindo: Jangan Percaya, Itu Situs Palsu!

Kesamaannya adalah konten tersebut akan sama-sama disebarkan ulang oleh pembaca yang merasa perasaan dan pemikirannya bereaksi.

3. Cari tahu siapa yang diuntungkan dari konten tersebut

Jika kamu memiliki ketelitian lebih setelah menemukan laman resmi pembuat konten, kamu bisa menganalisis bagaimana kesejarahan konten-konten yang tertulis di sana.

Bisa saja kamu sedang mengonsumsi konten bermuatan sponsor ataupun lebih parahnya sedang berpihak kepada hal politik.

Baca Juga: Kemkominfo Singapura Siap Berikan Tindak Hukum Bagi Penyebar Informasi yang Salah Tentang Vaksin Covid-19

Mengetahui kesejarahan konten, penulis, serta pemilik laman tersebut bisa menjadi modal besar dalam menganalisis konten.

4. Periksa bersama orang lain

Referensi silang adalah kunci yang sangat tepat dalam menganalisis sebuah informasi. Tidak dapat dipungkiri jika suatu hal yang dikerjakan bersama dengan baik maka akan lebih cepat diselesaikan.

Begitupun saat menganalisis sebuah berita. Pandangan orang lain perlu untuk dipertimbangkan untuk mendapatkan tingkat analisis yang tinggi untuk mendapatkan kebenaran dalam suatu konten.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Teen Vogue


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah