Alasan Mengapa Vaksin Covid-19 Dilakukan Hingga 2 Tahap

16 Februari 2021, 08:45 WIB
Ilustrasi vaksinasi dilakukan secara dua tahap. //Pixabay/fernandozhiminaicela

RINGTIMES BALI – Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia sudah berjalan selama sebulan yang diawali oleh Presiden Jokowi pada tanggal 13 Januari 2021 di Istana Presiden.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, data terakhir penerima vaksin Sinovac untuk tenaga Kesehatan (Nakes) tahap pertama sudah mencapai 1.096.095 orang.

Sedangkan tahap kedua sebanyak 482.625 Nakes. Lalu mengapa vaksinasi dilakukan hingga 2 tahap?

Baca Juga: Selain Petugas Publik dan Lansia, Pedagang Pasar Tanah Abang Dapat Suntikan Vaksin Tahap 2 Februari Ini

Dilansir Ringtimesbali.com dari kanal Youtube Sekretariat Presiden dalam unggahannya terkait manfaat vaksin pada tanggal 15 Februari 2021.

Dr. Siti Nadia Tarmizi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ditjen P2P Kemenkes menjelaskan mengenai alasan vaksinasi Covid-19 dilakukan hingga 2 tahap.

Untuk mengukur efektivitas dari vaksin Sinovac akan dirasakan setelah menerima 2 kali suntikan.

Baca Juga: Berani Tolak Vaksin Covid-19, Siap-siap Berhenti Terima Bansos

Siti Nadia mengatakan vaksin Sinovac berfungsi membentuk antibodi, dan yang diukur adalah imunogenitas.

Imunogenitas merupakan kemampuan vaksin dalam membentuk antibodi penerimanya sehingga kebal terhadap virus.

Diketahui dari hasil uji klinis oleh tim penguji dari Universitas Padjajaran, antibodi yang terbentuk akan terjadi dalam rentang waktu 28 hari pasca penyuntikan tahap kedua.

Baca Juga: Lansia Akan Segera Mendapatkan Vaksin Covid-19 di Bulan April

Di mana jarak pemberian vaksin tahap pertama ke tahap kedua yaitu selama 14 hari. Setelah rentang 28 hari sejak vaksinasi tahap kedua, antibodi akan terbentuk secara optimal.

“antibodi yang terbentuk dari penyuntikan vaksin Sinovac yang saat ini kita gunakan ini rentang waktunya 28 hari setelah penyuntikan kedua,” ujarnya.

“karena kita tahu kan vaksin ini perlu dua kali suntikan, penyuntikan pertama, kemudian 14 hari kemudian kita disuntik kembali dan kita menerima dosis kedua,” tambahnya.

Baca Juga: Kemkominfo Singapura Siap Berikan Tindak Hukum Bagi Penyebar Informasi yang Salah Tentang Vaksin Covid-19

Siti Nadia mengungkapkan, dari berbagai jenis vaksin Covid-19 yang diharapkan membentuk imunogenitas lebih dari 95 persen, baru dapat tercapai dalam rentang waktu tertentu.

Vaksin Sinovac diberikan sebanyak 0,5 mililiter di masing-masing tahap untuk lansia. Di tahap pertama mulai terbentuk antibodi mencapai 65 persen lalu di tahap kedua mencapai 99 persen.

Pada dosis pertama tujuannya untuk mengenalkan vaksin serta kandungan yang ada di dalamnya pada sistem kekebalan tubuh yang dapat merespon kekebalan awal.

Baca Juga: Korea Selatan Upayakan Berikan Vaksin ke Korea Utara, Guna Mempererat Hubungan Negara

Sedangkan dosis tahap kedua bertujuan untuk menguatkan respon imun yang telah terbentuk pasca pemberian dosis pertama.

“Jadi untuk mengoptimalkan pembentukan antibodi tadi, maka harus diberikan dua kali penyuntikan,” ucap Siti.

Setiap jenis vaksin memiliki jarak waktu pemberian yang berbeda-beda, ada yang rentang waktu pemberiannya selama 21 hari misalnya jenis Sinopharm dan 28 hari misalnya Pfizer.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tahap Kedua Bupati Badung, Giri Prasta: Tidak Ada Perubahan Suhu

Menurut Siti Nadia, orang yang sudah menerima vaksin masih memiliki kemungkinan tetap terpapar virus.

Namun, karena sudah menerima vaksin jadi tubuhnya memiliki pertahanan yang membuat penderitanya tidak sakit.

Walaupun pada kondisi tersebut virusnya lebih kuat  atau lebih banyak, efek vaksin ini akan memberikan perlindungan dari gejala berat maupun gejala mematikan akibat dari Covid-19.

Baca Juga: Vaksin Terbukti Aman, Pemerintah Menghimbau Masyarakat Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan

Sebelum mendapatkan vaksin Covid-19, disarankan agar tetap menjaga Kesehatan dengan menerapkan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak).***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler