Apa itu Eating Disorder dan Pengaruhnya bagi Siklus Menstruasi Remaja

4 April 2023, 18:48 WIB
Ilustrasi eating disorder merupakan gangguan makan yang terjadi akibat ketakutan mengalami kenaikan berat badan. /Freepik.com/@wayhomestudio

RINGTIMES BALI - Gangguan makan atau eating disorder terjadi akibat adanya ketakutan mengalami kenaikan berat badan. Hal ini membuat seseorang kekurangan gizi, sehingga berdampak pada perubahan siklus menstruasi.

Ahli Endokrinologi Anak dr. Frida Soesanti, Sp. A(K) mengatakan bahwa eating disorder atau dikenal juga dengan nama ilmiah Anoreksia nervosa, sering terjadi pada remaja.

Gangguan eating disorder ini berdampak buruk bagi kesehatan salah satunya ialah terganggunya siklus menstruasi.

“Jadi cukup banyak pasien itu mengalami eating disorder dan akhirnya mengganggu menstruasinya. Biasanya mereka mau mengikuti standar di media sosial menjadi kurus,” ucap dr. Frida, dikutip dari Antara, Selasa, 4 April 2023.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Kenali Ciri dan Tanda Puber pada Remaja Putri

Dokter asal Universitas Indonesia itu menyampaikan bahwa tubuh yang mengalami kekurangan gizi serta diikuti dengan penurunan berat badan, mampu menyebabkan perubahan siklus menstruasi.

Menurut Farida, siklus menstruasi dapat terjadi setiap bulannya pada wanita, jika tubuh memiliki kandungan lemak minimal 20 persen.

Sehingga, seorang remaja putri yang mengalami eating disorder atau gangguan makan secara otomatis tidak punya lemak yang cukup di dalam tubuh. Hal ini yang menyebabkan tubuh tidak mampu bekerja secara baik dan optimal.

Lebih lanjut dijelaskan dr. Farida bahwa akibat dari terganggunya siklus menstruasi ini, adalah kegagalan kinerja hormon yang ada dalam tubuh.

Baca Juga: Pentingnya Transisi Energi untuk Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Hal ini terjadi karena jumlahnya yang menjadi tidak seimbang, serta menjadi cikal bakal timbulnya penyakit kesehatan lainnya.

Menurut dr. Farida salah satu hormon yang mungkin jadi tidak seimbang, akibat dari terganggunya siklus menstruasi, yakni hormon estrogen.

Hormon ini dihasilkan tubuh, untuk menjalankan fungsi anti osteoporosis alami untuk wanita.

Sehingga, saat tubuh tidak mampu memproduksi hormon tersebut secara seimbang, maka yang terjadi ialah tulan remaja tersebut lebih mudah rapuh.

Baca Juga: Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV Sejak Dini

Farida juga menambahkan bahwa, jika sudah terjadi gangguan menstruasi akibat eating disorder maka penanganan yang diberikan bukan saja dari dokter spesialis endokrin, melainkan harus ada penanganan bersama dokter anak, ahli gizi, psikolog, bahkan psikiater.

Penanganan bersama beberapa ahli, dinilai lebih cepat menyembuhkan gangguan siklus menstruasi pada remaja tersebut.

Tak lupa Farida mengingatkan para orang tua agar menjalin komunikasi intens dengan anak-anak khususnya remaja putri.

Hal ini guna mencari tahu permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi anak, termasuk dalam menghadapi permasalahan menstruasi.

Baca Juga: Mangkir, Jaksa Akan Panggil Rektor Unud dalam Pemeriksaan Sebagai Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana SPI

Komunikasi ini penting dilakukan, mengingat gangguan menstruasi pada remaja putri banyak juga terjadi akibat mental health problem.*** 

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler