Yuk, Cegah Diabetes pada Anak dengan Deteksi Dini Berikut Ini

- 19 November 2020, 20:15 WIB
Yuk, Cegah Diabetes pada Anak dengan Deteksi Dini Berikut Ini
Yuk, Cegah Diabetes pada Anak dengan Deteksi Dini Berikut Ini /PIXABAY/ Manuel Darío Fuentes Hernández

RINGTIMES BALI - Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) meningkat dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen menurut riset kesehatan dasar (riskesdas) Kemenkes tahun 2013 jika dibandingkan tahun 2018.

Penyakit diabetes atau dikenal penyakit kencing manis ini untuk faktor resikonya terjadi pada orang dewasa dari 14,8 persen naik jadi 21,8 persen.

"DM tidak hanya diderita oleh orang dewasa, namun juga bisa terjadi pada anak-anak," sebut kemenkes dalam laman https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/, Kamis 19 November 2020.

Baca Juga: Bantuan Kuota Mahasiswa Cair Dua Bulan, Yuk Cek di Sini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat terjadi peningkatan yang cukup signifikan diabetes tipe-1 pada anak dan remaja dari 3,88 menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2000 dan 2010.

Ketua UKK Endokrinologi IDAI dr Novina mengatakan bahwa kenaikan kasus diabetes melitus berkaitan erat dengan pola hidup kurang sehat seperti pola makan tidak tepat, kurang aktivitas fisik, obesitas, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi.

Faktor risiko obesitas misalnya, terlebih selama ini, muncul anggapan bahwa anak gemuk identik dengan sehat ataupun lucu. Padahal, kondisi tersebut justru dapat memicu timbulnya masalah kesehatan bagi anak.

Baca Juga: Cara Daftar BLT UMKM Rp2,4 Juta Mudah, Ikuti Kriteria Penerima Ini Agar Banpres Cepat Cair

“Gemuk itu belum tentu lucu dan sehat, hati-hati gemuk itu berarti kita menginvestasikan beberapa penyakit metabolic syndrome dll ketika anak sudah besar,” kata Novina

Penyakit diabetes melitus pada anak dapat dikenali melalui beberapa gejala yang muncul seperti banyak kencing, sering mengompol, mudah lelah, serta sering banyak makan dan minum namun berat badan turun. Jika anak sudah mengalami beberapa gejala tersebut sebaiknya segera dibawa ke fasyankes terdekat untuk segera ditangani.

“Yang perlu diperhatikan bagi penderita diabetes di masa pandemi Covid-19, kita harus temukan diabetes seawal mungkin, sehingga pengobatan bisa diberikan secepat dan seawal mungkin,” ucapnya.

Baca Juga: Cek, Daftar Calon Penerima Bantuan Rp1 Juta Tahap 2, Login apb.kemdikbud.go.id Ikuti Cara Ini Cair

Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kemenkes dr Cut Putri Ariane mengatakan untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan yang proaktif dan persuasif di seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya dengan menekankan pentingnya skrining secara berkala, supaya cepat mendapatkan penanganan.

Menurutnya, skrining harus dilakukan lebih rutin manakala gaya hidup yang dijalankan kurang sehat serta orang dengan faktor risiko.

“Untuk yang masih sehat, tidak memiliki faktor risiko, lakukanlah skrining secara berkala di fasilitas kesehatan di sekitar anda,” kata Cut.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Sudah Cair Tapi Anda Belum Dapat, Ini Solusinya

Untuk deteksi dini, masyarakat bisa memanfaatkan Pos Binaan Terpadu (Posbidu) PTM. Melalui program tersebut nantinya para kader secara rutin akan memberikan konseling, penyuluhan, serta aktivitas fisik.

Selain Posbidu, ada pengelolaan PTM juga dilakukan melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Polanis). Kegiatan monitoring dan deteksi dini dengan memanfaatkan kepesertaan JKN. Masyarakat dapat melakukan konsultasi kepada dokter terkait masalah kesehatan yang dihadapinnya.

Bersama Posbidu, keduanya saling bersinergi untuk meningkatkan deteksi dini, penemuan dan rujukan tindak lanjut sesuai kriteria klinis.

Baca Juga: Login SIMPKB, Ini Cara dan Syarat Daftar Pengajar Praktik Guru Penggerak, Hari Ini Ditutup

Cut menilai skrining awal harus diimbangi dengan gaya hidup yang sehat terutama di masa pandemi Covid-19. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan di rumah, dikhawatirkan semakin banyak anak-anak maupun orang dewasa yang terjebak sedentari life, mengonsumsi makanan cepat saji, dan sering menghabiskan waktu dengan gawainya.

Pola hidup yang demikian sangat berdampak buruk bagi kesehatan terutama bagi mereka pengidap PTM (penyakit tidak menular).

Untuk itu, Cut mengimbau kepada masyarakat baik yang sehat maupun orang dengan faktor risiko agar segera melakukan cek kesehatan secara berkala. Masyarakat bisa melakukannya secara mandiri ataupun memanfaatkan konsultasi di fasilitas layanan kesehatan seperti telemedicine atau polanis bagi peserta JKN.

Baca Juga: Bantuan Rp1 Juta Cair, Meski Tak Punya Rekening di Bank Penyalur, Klik apb.kemdikbud.go.id Mudah

“Di masa pandemi, kami memantau banyak sekali pasien-pasien diabetes yang tidak bergerak. Artinya diam di rumah, sehingga penyakit-penyakit ini tambah memburuk. Harusnya ini tidak terjadi,” tutur Cut.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x