Kopi dan Teh, Mengenal Kafein yang Baik untuk Menghindari Kecemasan Berlebih di Pagi Hari

- 9 Februari 2021, 17:45 WIB
Kopi dan Teh Dapat Mengatasi Kecemasan di Pagi Hari
Kopi dan Teh Dapat Mengatasi Kecemasan di Pagi Hari /Mike Kenneally/unsplash.com/@asthetik

RINGTIMES BALI – Bangun pagi adalah rutinitas beberapa orang. Konsumsi pertama setelah minum air putih, setelahnya seseorang bisa membayangkan kenikmatan untuk mengonsumsi secangkir kopi atau teh hangat.

Beberapa orang menyadari akan khasiat yang terkandung di dalamnya dan beberapa orang lain menyadari kenikmatan cara konsumsi kedua minuman tersebut.

Keduanya mengandung kafein, tetapi ada jumlah kadar yang berbeda diantara kopi dan teh.

Baca Juga: Barista Berjualan Kopi di Jalanan Renon Bali, Rombong Uniknya Jadi Pusat Perhatian

Secangkir kopi hitam seberat delapan ons mengandung sekitar 95 mg kafein, sedangkan jumlah teh hitam yang sama, mengandung 48 mg kafein. Teh hijau dengan berat yang sama mengandung 29 mg kafein.

Dari jumlah kafein di atas, seseorang yang ingin merasakan kafein akan memilih kopi sebagai minuman terbaik saat bangun tidur.

Tamar Samuels, seorang ahli diet yang terdaftar di Culina Health, menjelaskan bahwa preferensi seseorang sama dengan bagai mana reaksi tubuh mereka saat mencoba setiap minuman.

Baca Juga: 5 Manfaat Meminum Teh Jahe saat Musim Penghujan dan Pandemi COVID-19

Sebagian besar manfaat kafein sangat bergantung pada disposisi genetik peminumnya.

“kami memetabolisme kafein pada organ hati, dan beberang mengalami mutasi genetik yang membuat mereka mempercepat atau memperlambat metabolisme kafein” ujar Samuel.

Ada enzim di dalam hati yang bertugas untuk memetabolisme kafein. Metabolisme merupakan reaksi biokimia yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dalam suatu organ.

Baca Juga: Mengandung Kafein, Efek Samping Minum Kopi Terlalu Banyak

Dengan kata lain, enzim pada organ hati yang merespon kafein juga merupakan reaksi enzim tersebut untuk mempertahankan hati. Konsumsi yang tidak berlebihan tidak akan membuat ada kesalahan dalam proses ini.

“Cara terbaik untuk menilai toleransi pada organ tubuh adalah dengan memantau gejala dan konsultasi dengan ahli gizi” kata Samuel.

Sebagai aturan yang praktis, jika seseorang merasa gelisah, sulit tidur, dan mendeteksi detak jantung yang cepat setelah mengonsumsi kafein, cobalah untuk mengurangi jumlah kafein.

Baca Juga: Kenali 6 Mitos Kopi yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan, Salah Satunya Kolestrol

Tingkat stres seseorang juga berpengaruh dalam respon tubuh kepada kafein yang sedang dikonsumsi. Secara biologis, kafein dan stres bisa meningkatkan kadar kortisol, yang bisa berdampak butuk bagi tubuh dalam jangka panjang.

“orang yang memiliki stres kronis tidak bisa mengonsumsi kafein dengan baik” ujar Samuel.

Hormon kortisol adalah hormon yang berkaitan dengan respon tubuh terhadap stres yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.

Baca Juga: Simak 4 Kebiasaan Sederhana yang Dapat Menghilangkan Stres

Sedangkan, menurut Samuel. Kortisol secara alami sudah dimiliki setiap tubuh manusia. Faktanya, saat pagi hari, kortisol seseorang sudah tinggi dan kafein bisa meningkatkannya.

Bisa jadi, seseorang yang mengonsumsi kafein yang berlebih di pagi hari bisa menghasilkan kecemasan dan kegelisahan yang mengganggu.

Untuk mengonsumsi kafein, seseorang bisa memberikan makanan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi kafein.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Huff Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah