Tips Memberikan Sex Education untuk Anak Sekolah Menengah, Orang Tua Wajib Baca

- 12 Desember 2020, 14:05 WIB
Tips memberikan sex education untuk anak sekolah menengah, orang tua wajib baca.
Tips memberikan sex education untuk anak sekolah menengah, orang tua wajib baca. /Pixabay.com/edsavi30

RINGTIMES BALI – Dilansir dari laman Healthline, Berikut cara mudah menyampaikan pendidikan seks pada anak usia sekolah menengah.

1. Membangun batasan yang lebih kuat dan lebih sehat

Saat anak-anak kita memasuki sekolah menengah pertama, pelajaran kita tentang persetujuan dan otonomi dapat bertambah kompleks.

Ini saat yang tepat untuk mendiskusikan konsep seperti pemaksaan, yaitu ketika seseorang membujuk kita untuk menyetujui sesuatu yang bertentangan dengan keinginan awal kita. 

Baca Juga: Promo Peak Day 12.12, ShopeePay Menawarkan 9x Promo dalam Sehari dan Beragam Pilihan Merchant

Kita juga dapat mendiskusikan cara menetapkan batasan yang sehat dengan orang dan apa yang harus mereka lakukan jika batasan tersebut dilanggar.

Menetapkan batasan yang sehat mencakup batasan fisik dan emosional. Kita harus menjelaskan sejauh apa kita boleh melakukan kontak fisik dengan orang lain.

2. Memperkenalkan konsep Seksisme dan Misogini

Pada rentang usia ini, penting untuk berbicara dengan anak kita secara mendalam tentang seksisme dan misogini. 

Baca Juga: Cara Ampuh Memberikan Sex Education pada Balita dan Anak Sekolah Dasar

Seksisme dan kebencian terhadap wanita berhubungan erat dengan persetujuan dan dapat menyebabkan mitos dan kesalahpahaman yang berbahaya tentang persetujuan dan hubungan, seperti:

  • Pria harus selalu menginginkan seks dan bisa mendorong batas sejauh mana mereka bisa melangkah dengan pasangan.
  • Wanita adalah penjaga yang bertanggung jawab untuk menghentikan tindakan seksual.
  • Wanita harus mematuhi pria.
  • Tidaklah romantis untuk bertanya sebelum mencium seorang wanita atau bergerak secara seksual.

Baca Juga: Cantik nan Elok ini 9 Fakta Menarik dari Bunga Hydrangea, Berikut Ulasannya

Kita harus menanamkan pemahaman bahwa wajib untuk mengomunikasikan apapun yang akan dilakukan bersama pasangan.

Harus ada persetujuan di antara kedua pihak sebelum melakukan apapun agar hubungan terjaga.

Memahami seksisme dan misogini bisa sangat memberdayakan anak perempuan. Mereka sering disalahkan atas perilaku mereka yang sepenuhnya dapat diterima karena budaya seksis kita.

Baca Juga: Kesehatan Menurun, Zodiak Ini Disarankan Minum Banyak Air Putih

Bahkan di tempat-tempat otoritas yang lebih tinggi seperti sekolah dan ruang sidang. 

Memastikan generasi berikutnya berhenti mengabadikan siklus berbahaya ini sangat penting untuk perlindungan semua orang.

Oleh karena itu, sebagai orangtua sudah selayaknya kita memberikan pengetahuan tersebut kepada anak kita.

Baca Juga: Hubungan COVID-19 dengan Telinga Berdenging, Simak Faktanya Berikut

3. Ajarkan Keterampilan Berpikir Kritis

Ini juga saat yang tepat untuk membantu anak kita menjadi pemikir kritis yang mandiri.

Misalnya ketika mereka mendapatkan pesan berbahaya bahkan saat kita tidak ada, mereka harus memiliki keterampilan untuk berpikir kritis bagaimana menanggapi pesan tersebut dengan tepat.

Jika kita melihat seksisme di dunia sekitar kita, seperti di musik, televisi, film, atau situasi kehidupan nyata, tunjukkan dan tanyakan pendapat mereka. Bantu mereka mencapai kesimpulan mereka sendiri.

Baca Juga: Fakta Atau Hoax, Bumbu Dapur Dapat Atasi Diabetes Hingga Kontrol Gula Darah

4. Mengajarkan Contoh yang Benar dan Salah Melalui Cuplikan Film

Dalam sebagian besar adegan film, persetujuan verbal tidak ada. Hal itu merupakan masalah tersendiri bagi kelangsungan pemahaman anak tentang sex education. 

Jika kita menonton film dengan praremaja yang mengandung adegan ciuman, kita dapat bertanya pendapatnya, apakah hal itu bisa dianggap benar atau bagaimana sebaiknya.

Kita juga harus mengajarkan bagaimana cara untuk mengambil keputusan sendiri ketika dihadapkan pada situasi yang tiba-tiba.

Baca Juga: Link eform.bri.co.id/bpum, Cara Cek Online Nama Penerima Bantuan UMKM Rp2,4 Juta Desember

Misalnya ketika orang yang kita suka memegang tangan kita, sebaiknya kita meakukan penolakan atau sebaliknya.

Karena ini adalah pembahasan yang sensitif, hindari terlalu banyak menguliahi dan sebaliknya cobalah untuk mengarah ke percakapan dua arah.

Dengan begitu, pemahaman akan tertanam dalam ingatan mereka dalam waktu yang lama.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah