3 Cara Atasi Denial Overthinking Menurut dr Andreas Kurniawan

11 Maret 2021, 08:45 WIB
Diskusi cara mengatasi Denial Overthinking menurut dr Andreas Kurniawan. /youtube.com/Adjie SantosoputroTV

 

 

RINGTIMES BALI – Praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro (Adjie) mengadakan segmen Obrolan Sehat Mental (OSeM) dalam format Instagram Live.

Melalui akun @adjiesantosoputro, Adjie mengundang pembicara ahli seputar mental health, salah satunya dr. Andreas Kurniawan, SpKJ, dengan topik ‘Overthinking’.

Dilansir Ringtimesbali.com dari kanal Youtube Hujan Tanda Tanya, overthinking merupakan kondisi otak memikirkan sesuatu kejadian secara terus-menerus, meski aktivitas tersebut belum terjadi.

Baca Juga: Kenali 4 Alasan Tubuh Inginkan Dopamine di Fase Kecanduan, dr. Jiemi Adrian: Jangan Melabeli Diri

Dalam perbincangan OSeM, dr Andreas Kurniawan sempat berbagi 3 tips menanggapi fenomena denial overthinking.

Fenomena ini terjadi ketika situasi overthinking terasa logis sehingga tidak tahu bagaimana langkah tepat dalam menanggapinya.

Pasalnya, dr Andreas Kurniawan sempat menangani pasien yang denial terhadap perilaku ini, dimana sang pasien justru menganggap orang lain berperilaku underthinking.

Baca Juga: 5 Kesalahan Orang Tua yang Bisa Merusak Mental Anak, Cegah Sebelum Terlambat

Alhasil, dr Andreas Kurniawan menyarankan bahwa penyintas harus lebih dulu mengakui dan menyadari situasi overthinking, dengan memilah yang mana yang masih mampu dikendalikan dan mana yang di luar kendali.

“Kita harus berjarak dengan pikiran untuk mengobservasi perspektif agar kita tidak dikendalikan oleh pikiran,” paparnya.

Namun, terkadang masih ada seseorang yang menepis overthinking dengan intuisi.

Baca Juga: 3 Penyebab Gangguan Mental Yang Jarang Disadari

“Pembelaannya, yang dipikirkan selama ini memang benar terjadi, jadi sudah seharusnya aku overthinking karena intuisiku selalu benar,” ungkap Adjie.

Tips kedua adalah menyesuaikan intuisi dengan perilaku overthinking.

“Berbeda dengan insting yang merupakan naluri bertahan hidup, intuisi itu firasat,” ungkap Dedi Susanto, dilansir Ringtimesbali.com dari kanal Youtube Kuliah Psikologi.

Baca Juga: 14 Tanda Orang Mengidap Gangguan Mental Yang Kerap di Sepelekan

“Jadi kalau ada yang mengatakan jangan menikah dengan si A karena dia penipu, itu bukan insting, melainkan intuisi,” tambahnya.

dr Andreas Kurniawan mengarahkan seseorang untuk mengenali pola pikir dalam melihat sekian banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, sementara otak hanya menangkap sesuatu yang benar-benar menstimulasi.

Hal ini berkaitan dengan kecenderungan filtering on the negatives (pikiran seolah-olah hanya memfilter moment negatif).

Baca Juga: 3 Tanda Orang Punya Mental Lemah, Salah Satunya Mudah Tersinggung

“Contohnya pada seseorang yang memiliki intuisi bahwa pasangannya selingkuh,” papar dr. Andreas.

“Situasi yang mengharuskan pasangan berinteraksi dengan lawan jenis akan memicu overthinking bagi orang tersebut, meski faktanya sang pasangan tidak melakukan perselingkuhan,” tambahnya.

Kabarnya, kecenderungan ini merupakan respon alami otak, sebagai alarm bertahan hidup dari bahaya.

Baca Juga: Kesehatan Mental Remaja Terganggu, Pandemi Berlanjut Bisa Memunculkan Kecemasan dan Kesepian

“Manusia memang memiliki naluri survive, tapi bukan berarti semua situasi dan kondisi memerlukan survive berlebihan,” ujar dokter tersebut.

Banyak orang merasa nyaman berperilaku overthinking karena dituntut memikirkan segala probabilitas kejadian dr Andreas Kurniawan menganalogikan fenomena tersebut dengan situasi berkendara.

“Ibarat menyetir, overthinking seperti situasi kendaraan berada di kecepatan maksimal, alhasil cepat tiba di tujuan,” ujarnya.

Baca Juga: Kesepian Ternyata Dapat Menyebabkan Gangguan Mental hingga Penyakit Kronis

“Tapi, kita luput menyadari bahwa ada beberapa hal tidak terduga yang mungkin terjadi dalam situasi tersebut, misalnya orang menyebrang secara tiba-tiba, yang justru memicu potensi kecelakaan,” imbuhnya.

Dilansir Ringtimesbali.com dari kanal YouTube Adjie SantosoputroTV, sejenak meredakan pikiran dapat menjadi alternatif ketiga mengatasi denial overthinking.

“Berpikir merupakan sesuatu yang tidak tampak, yang tampak hanyalah kata-kata dan aksi, sehingga tubuh tentunya akan sulit menakar pikiran,” ungkap dr Andreas Kurniawan.

Baca Juga: Daftar Olahraga Terbaik untuk Kesehatan Mental, Terjun Payung Paling Ekstrem

“Memanajemen pikiran dan perilaku itu penting karena hanya dua hal itu yang dapat kita kendalikan, salah satunya dengan meditasi,” tambahnya.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler