Kenali, 5 Manfaat Cokelat Untuk Atasi Penyakit Mematikan, Salah Satunya Penyakit Jantung

15 Desember 2020, 20:36 WIB
Manfaat cokelat untuk atasi penyakit mematikan, salah satunya penyakit jantung /PIXABAY/STOCKSNAP

 

 


RINGTIMES BALI -
Penyakit jantung adalah salah satu manfaat dari mengkonsumsi cokelat.

Kandungan utama cokelat adalah kokoa. Zat flavanol dalam kokoa memiliki efek antioksidan yang mampu mengurangi kerusakan sel serta menurunkan risiko penyakit tertentu, seperti penyakit jantung.

Potensi antioksidan, cokelat mungkin memiliki berbagai manfaat kesehatan. Semakin tinggi kandungan kakaonya, seperti pada dark chocolate maka semakin banyak manfaat yang didapat. Cokelat hitam mungkin juga mengandung lebih sedikit lemak dan gula, tetapi penting untuk memeriksa labelnya.

Dilansir dari medical News today, berikut 5 manfaat cokelat untuk atasi penyakit mematikan :

Baca Juga: Selain Penyakit Kanker, Jantung dan Diabetes, Ini 8 Bahaya Obesitas Bagi Kesehatan

 

1) Kolesterol

Satu studi, yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition , menunjukkan bahwa konsumsi cokelat dapat membantu mengurangi kadar kolesterol lipoprotein (LDL) kepadatan rendah , yang juga dikenal sebagai "kolesterol jahat".

Para peneliti berangkat untuk menyelidiki apakah batang coklat yang mengandung sterol tanaman (PS) dan flavanol kakao (CF) memiliki efek pada kadar kolesterol.

Para penulis menyimpulkan: "Konsumsi cokelat batangan secara teratur yang mengandung PS dan CF, sebagai bagian dari diet rendah lemak, dapat mendukung kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol dan meningkatkan tekanan darah."

Baca Juga: Waspadai, 11 Penyebab Stroke Pada Pria dan Wanita, Salah Satunya Obesitas

2) Fungsi kognitif

Para ilmuwan di Harvard Medical School telah menyarankan bahwa minum dua cangkir cokelat panas sehari dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mengurangi penurunan daya ingat pada orang tua.

Para peneliti menemukan bahwa coklat panas membantu meningkatkan aliran darah ke bagian otak yang membutuhkannya.

Hasil percobaan laboratorium, yang diterbitkan pada tahun 2014, menunjukkan bahwa ekstrak kakao, yang disebut lavado, dapat mengurangi atau mencegah kerusakan jalur saraf yang ditemukan pada pasien dengan penyakit Alzheimer . Ekstrak ini dapat membantu memperlambat gejala seperti penurunan kognitif.

Baca Juga: Kenali, 5 Gejala Stroke Pada Pria dan Wanita, Salah Satunya Sakit Kepala

Studi lain, yang diterbitkan pada 2016 di jurnal Appetite , menunjukkan makan cokelat setidaknya sekali seminggu dapat meningkatkan fungsi kognitif.

3) Penyakit jantung

Penelitian yang dipublikasikan di The BMJ , menunjukkan bahwa mengonsumsi cokelat dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung hingga sepertiganya .

Berdasarkan pengamatan mereka, penulis menyimpulkan bahwa tingkat konsumsi cokelat yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan risiko gangguan kardiometabolik yang lebih rendah.

Baca Juga: Turunkan Resiko Penyakit Jantung, Diabetes, dan Stroke, Ini Manfaat Stroberi Atasi 6 Bahaya Lainnya

Mereka menyerukan studi eksperimental lebih lanjut untuk memastikan apakah mengonsumsi cokelat bermanfaat.

4 stroke

Ilmuwan Kanada, dalam sebuah penelitian yang melibatkan 44.489 orang, menemukan bahwa orang yang makan satu porsi coklat memiliki kemungkinan 22 persen lebih kecil untuk mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidak. Selain itu, mereka yang mengonsumsi sekitar dua ons cokelat seminggu 46 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena stroke.

Sebuah studi lebih lanjut, yang diterbitkan dalam jurnal Heart pada tahun 2015, melacak dampak pola makan pada kesehatan jangka panjang 25.000 pria dan wanita.

Baca Juga: Awas, Mangga Bisa Sebabkan Penyakit Kanker, Jantung, Diabetes dan Bahaya Lainnya

Penemuan ini menunjukkan bahwa makan hingga 100 gram (g) coklat setiap hari dapat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung dan stroke.

5) Pertumbuhan dan perkembangan janin

Makan 30 g (sekitar satu ons) coklat setiap hari selama kehamilan mungkin bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan pada Pertemuan Kehamilan 2016 dari Society for Maternal-Fetal Medicine di Atlanta, GA.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler