Kenali MSG, Dapat Sebabkan Kerusakan Otak hingga Kanker, Simak Alasannya

14 Desember 2020, 13:58 WIB
Ilustrasi MSG (warna putih). /Pixabay

RINGTIMES BALI – Monosodium glutamat atau disingkat dengan MSG adalah garam natrium dari asam glutamat yang merupakan asam amino non esensial dan sebagian besar juga ditemukan dalam makanan tertentu. 

Secara alami, asam glutamat ini dapat diproduksi dalam tubuh karena termasuk asam amino non-esensial. Zat ini merupakan zat aditif yang dikenal populer karena dapat meningkatkan rasa pada makanan.

Di sisi lain, asam glutamat terjadi secara alami di dalam tubuh manusia dan di sejumlah makanan, termasuk keju, ekstrak kedelai, dan tomat.

 Baca Juga: Simak, Beberapa Makanan Ini Dipercaya Bisa Cegah Kanker, Kardiovaskuler, dan Diabetes

Secara kimiawi, MSG adalah bubuk kristal berwarna putih yang menyerupai garam dapur atau gula. Zat tersebut menggabungkan natrium dan asam glutamat, yang dikenal sebagai garam natrium.

Monosodium glutamat (MSG) memang menimbulkan kontroversi, tetapi tidak ada bukti konklusif yang menghubungkan konsumsi MSG dengan penyebab kanker. Beberapa kontroversi lainnya yaitu menyebabkan asma, sakit kepala, dan bahkan kerusakan otak.

Akan tetapi, terdapat alasan yang menyebabkan MSG ini berbahaya yaitu asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter di otak. Zat ini adalah neurotransmitter rangsang, yang berarti merangsang sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.

 Baca Juga: Punya Penyakit Jantung, Berhenti Konsumsi 10 Makanan Ini Agar Kolesterol Tidak Naik

Beberapa orang mengklaim bahwa MSG menyebabkan glutamat berlebihan di otak dan stimulasi sel saraf yang berlebihan. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang menunjukkan bahwa dosis tinggi MSG meningkatkan kadar darah sebesar 556%.

Benar bahwa peningkatan aktivitas glutamat di otak dapat menyebabkan kerusakan dan MSG dalam dosis besar dapat meningkatkan kadar glutamat dalam darah. 

Di sisi lain, badan pengawas obat dan makanan (FDA) menganggapnya aman untuk menambahkan MSG ke dalam makanan. MSG dapat meningkatkan rasa makanan yang gurih (umami). Umami adalah rasa dasar kelima, bersama dengan asin, asam, pahit dan manis.

 Baca Juga: Simak, 15 Buah dan Sayur yang Ampuh Melawan Kanker, Asam Urat, Penyakit Jantung, dan Diabetes

Namun, diet glutamat seharusnya hanya memiliki sedikit pengaruh atau tidak sama sekali pada otak, karena tidak dapat melewati sawar darah pada otak dalam jumlah besar.

Asupan harian rata-rata MSG yang baik adalah 0,55 hingga 0,58 gram di Amerika Serikat dan Inggris dan 1,2 hingga 1,7 gram di Jepang dan Korea.

Secara normal, mengonsumsi MSG sesuai kadarnya tersebut tidak terlalu menimbulkan risiko penyakit tertentu. Namun, dapat berisiko besar bagi seseorang yang memiliki alergi terhadap MSG ini.

 Baca Juga: Selain Mie Instan, Simak Makanan Berbahaya yang Mengandung MSG Lainnya

Selain itu, juga dikenal kondisi yang disebut sindrom restoran Cina atau kompleks gejala MSG. Gejala termasuk sakit kepala , otot sesak, mati rasa, kesemutan, kelemahan dan kemerahan.

Dalam penelitian, orang dengan sensitivitas MSG yang dilaporkan sendiri mengonsumsi 5 gram MSG atau plasebo menunjukkan bahwa 36,1% melaporkan reaksi dengan MSG dibandingkan dengan 24,6% dengan plasebo.

Melansir dari laman Healthline, beberapa gejala lainnya dapat ditimbulkan dapat menyebabkan diantaranya,

  • Nyeri dada
  • Kantuk
  • Wajah sesak atau tertekan
  • Wajah kesemutan atau mati rasa
  • Palpilasi jantung
  • Mual
  • Berkeringat
  • Kelelahan

 Baca Juga: Selain Atasi Jerawat, Simak Tips Resep Campuran Pare dengan Bahan Ini untuk Kecantikan

Dosis ambang batas yang menyebabkan gejala tampaknya sekitar 3 gram per makan. Namun, perlu diingat bahwa 3 gram adalah dosis yang sangat tinggi yaitu sekitar enam kali lipat asupan harian rata-rata di Amerika Serikat.

Beberapa orang menyatakan bahwa MSG juga menyebabkan serangan asma pada individu yang rentan. Dalam penelitian yang dilakukan pada 32 orang, 40% peserta mengalami serangan asma dengan MSG dosis besar.

Rasa umami MSG dapat menstimulasi reseptor yang ditemukan di lidah dan saluran pencernaan sehingga dapat memicu pelepasan hormon pengatur nafsu makan. Dengan demikian, penelitian lain menunjukkan bahwa MSG meningkatkan asupan kalori.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Healtline

Tags

Terkini

Terpopuler